"Kami akan bekerja secara konstruktif dan sabar. Kami akan bekerja secara profesional dan tenang," kata PM Morrison dalam salah satu acara TV.
PM Sogavare membuat komentar tentang ancaman invasi saat debat di parlemen dan sebagai tanggapan atas kritik terhadap pakta keamanan dari partai oposisi negaranya, pemimpin provinsi, dan media lokal.
Menteri Luar Negeri Kepulauan Solomon, Jeremiah Manele, mengatakan perjanjian dengan China "tidak merusak kesepakatan keamanan kami dengan Australia".
Bukan perjanjian yang pertama
Pakta baru antara China dan Kepulauan Solomon yang telah memicu kekhawatiran di Australia dan Amerika Serikat bukanlah perjanjian keamanan pertama yang ditandatangani Beijing dengan negara Pasifik.
Namun, sejumlah pengamat menyebut kesepakatan Beijing dan Honiara bulan lalu "berbeda secara kualitatif" dan konteks geopolitik juga telah berubah.
Beijing dan Fiji menandatangani kesepakatan kerjasama kepolisian pada tahun 2011, dan kesepakatan lain pada tahun 2014 tentang masalah pertahanan seperti pengawasan perbatasan, peralatan, dan pelatihan.
Beijing menawarkan pembangunan fasilitas Angkatan Laut Fiji pada tahun 2015, menyumbangkan kapal pengintai hidrografik pada tahun 2018 dan 47 kendaraan militer pada tahun 2020.
Selama dekade terakhir, Beijing telah memasok sumber daya polisi dan militer ke Vanuatu, Samoa, Kepulauan Cook, dan bahkan Papua Nugini.
Australia sendiri menjauhkan diri dari Fiji setelah kudeta militer pada 2006, untuk mendorong negara Pasifik itu kembali ke Pemilu demokratis.
Baca Juga: Australia Inginkan Hubungan Tenang dengan Kep. Solomon Usai Klaim Invasi
PM Sogavare telah menepis ketakutan besar Australia akan hadirnya pangkalan militer China di negaranya.
Namun, naskah pakta keamanan belum dipublikasikan dan draf yang bocor menunjukkan pasukan militer China dapat dikerahkan ke Kepulauan Solomon untuk melindungi kepentingan China di sana.
Laporan tambahan oleh Marian Faa
Reuters/ABC
Diproduksi oleh Farid Ibrahim untuk ABC Indonesia.