Suara.com - Perdana Menteri Solomon Manasseh Sogavare mengklaim negaranya terancam invasi". Australia dinilai perlu berinvestasi lebih banyak dalam berdiplomasi dengan Pasifik.
Australia mengatakan negaranya akan dengan tenang menanggapi langkah Kepulauan Solomon yang menandatangani pakta keamanan dengan Cina, ujar Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Ia juga mengabaikan respon keras pemimpin Kepulauan Solomon terhadap kritik Barat akan adanya kesepakatan itu.
Dalam pidato yang berapi-api di parlemen pada hari Selasa (03/05), Perdana Menteri Solomon Manasseh Sogavare mengatakan "kami terancam dengan invasi" tanpa menyebutkan nama negara mana pun atau memberikan bukti atas klaimnya.
Australia dan sekutu Barat khawatir pakta keamanan itu dapat menjadi pintu gerbang bagi kehadiran militer Cina di wilayah Pasifik.
Mereka khawatir Beijing akan mendirikan pangkalan militer di Pasifik Selatan yang jaraknya kurang dari 2.000 kilometer dari pantai Australia.
"Kita harus tenang dan tenang saat menghadapi masalah ini," kata Morrison kepada wartawan, Kamis (05/05).
Ditanya mengapa tidak berbicara langsung dengan Sogavare sejak pakta itu ditandatangani, Morrison mengatakan: "Saya mengikuti dengan sangat hati-hati saran yang kami dapatkan dari badan intelijen keamanan kami."
Morrison bersikeras bahwa pemerintahnya memperlakukan "keluarga" Pasifik dengan setara. Tapi Sogavare rupanya jengkel atas kritik AS dan Australia terhadap kesepakatan itu.
Baca Juga: Australia: Cina Sangat Mungkin Menempatkan Pasukan di Kepulauan Solomon
Sandungan jelang pemilu Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan dia tidak percaya komentar itu ditujukan bagi Australia, yang memiliki pasukan pertahanan dan personel polisi di Kepulauan Solomon atas permintaan Sogavare.