Mengapa Aktivis Lingkungan Tak Senang dengan Peluang Investasi Nikel Tesla

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 24 Mei 2022 | 11:53 WIB
Mengapa Aktivis Lingkungan Tak Senang dengan Peluang Investasi Nikel Tesla
Instagram Anindya Bakrie
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia mengatakan Musk "rugi" jika dia tidak berinvestasi di Indonesia.

Musk 'bersemangat' tentang Indonesia

"Bagus sekali karena Indonesia memiliki populasi besar dan populasinya terus bertambah," kata Musk saat bertemu dengan Presiden Jokowi.

"Kita membutuhkan banyak orang untuk masa depan dan juga untuk proyek Mars. Di Mars tidak ada orang, jadi kita membutuhkan orang di Mars," tuturnya bercanda.

"Indonesia tampaknya sangat optimis dan positif tentang masa depan, ini luar biasa," tambah Musk.

"Saya benar-benar senang melihat betapa bersemangatnya kalian semua."

Namun tidak semua pihak antusias dengan prospek investasi di pertambangan nikel Indonesia, yang berkaitan dengan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Sekelompok aktivis lingkungan Indonesia telah menulis surat kepada Musk, menunjuk pada pernyataan yang telah dibuat oleh miliarder tersebut sebelumnya tentang lingkungan.

"Jika Tesla ingin berinvestasi di Indonesia, mereka harus bebas dari pembangkit listrik tenaga batu bara," kata Pius Ginting, koordinator Asosiasi Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER), dalam suratnya.

"Karena hal itu bertentangan dengan tujuan transportasi listrik: mengurangi total emisi gas," tambahnya.

Baca Juga: Tim Tesla Tinjau Nikel Indonesia di Morowali

Pada pertengahan 2020, Musk meminta perusahaan pertambangan untuk meningkatkan produksi nikel mereka demi memenuhi kebutuhan Tesla.

"Tesla akan memberi Anda kontrak jangka waktu yang lama jika Anda menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang peka terhadap lingkungan," kata Musk saat itu.

Indonesia telah lama berupaya menambah pemrosesan bijih nikel dan mineral lainnya di dalam negeri, agar tidak hanya mengekspor produk mentah, sebagai cara untuk menciptakan lapangan kerja dalam negeri.

Tetapi peleburan nikel Indonesia sering mengandalkan energi dari batu bara, dan para pemerhati lingkungan mengatakan bahwa industri nikel Indonesia tidak memenuhi standar "ramah lingkungan".

Indonesia telah berkomitmen untuk mengakhiri pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru setelah tahun 2023.

Pembangkit listrik tenaga batu bara tetap menjadi sumber energi utama dan menyumbang lebih dari sepertiga dari total emisi karbon negara.

REKOMENDASI

TERKINI