Mengapa Aktivis Lingkungan Tak Senang dengan Peluang Investasi Nikel Tesla

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 24 Mei 2022 | 11:53 WIB
Mengapa Aktivis Lingkungan Tak Senang dengan Peluang Investasi Nikel Tesla
Instagram Anindya Bakrie
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut firma riset Wood Mackenzie, konsumsi nikel untuk baterai kendaraan listrik diproyeksikan meningkat 64 persen antara 2019 dan 2025.

Sama dengan Australia, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, menurut badan pemerintah Amerika Survei Geologi Amerika (USGS).

USGS melaporkan bahwa produksi tambang di Indonesia meningkat 30 persen selama tahun 2021, dan dikaitkan dengan "pengoperasian berkelanjutan" proyek-proyek di seluruh bagian kepulauan.

Kunjungan Presiden Jokowi ke Space X merupakan kelanjutan pertemuan Musk dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Kepada kantor berita Reuters, pejabat Indonesia mengatakan pembicaraan tingkat kerja tentang investasi di industri nikel telah dilakukan.

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia mengatakan Musk "rugi" jika dia tidak berinvestasi di Indonesia.

Musk 'bersemangat' tentang Indonesia

"Bagus sekali karena Indonesia memiliki populasi besar dan populasinya terus bertambah," kata Musk saat bertemu dengan Presiden Jokowi.

"Kita membutuhkan banyak orang untuk masa depan dan juga untuk proyek Mars. Di Mars tidak ada orang, jadi kita membutuhkan orang di Mars," tuturnya bercanda.

"Indonesia tampaknya sangat optimis dan positif tentang masa depan, ini luar biasa," tambah Musk.

Baca Juga: Tim Tesla Tinjau Nikel Indonesia di Morowali

"Saya benar-benar senang melihat betapa bersemangatnya kalian semua."

REKOMENDASI

TERKINI