Mantan menteri luar negeri Jerman dan presiden saat ini, Frank-Walter Steinmeier, mengakui "salah penilaian" yang telah merugikan banyak kredibilitas Jerman.
Yang paling memalukan adalah peran yang dimainkan oleh politisi dari Partai Sosial Demokrat sekaligus mantan kanselir, Gerhard Schröder yang hingga menolak untuk menjauhkan diri dari teman pribadinya, Vladimir Putin.
Tidak ada perubahan kebijakan yang berarti?
Ketika invasi terjadi, Kanselir Jerman Olaf Scholz memproklamirkan "Zeitenwende". Istilah itu berarti perubahan paradigma untuk menggarisbawahi bahwa pemerintah Jerman bersedia mengambil tindakan untuk mendukung Ukraina.
Tapi, Scholz juga mempertimbangkan potensi perang dunia ketiga, dan ragu-ragu untuk berkomitmen pada pengiriman senjata serta boikot energi yang luas terhadap Rusia.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki bahkan menuduh Scholz terus memblokir sanksi Uni Eropa yang lebih tegas.
Pakar politik, Volker Weichsel, menilai upaya yang sudah dilakukan Jerman ke Rusia juga tidak membuahkan hasil.
Ilmuan pakar politik Eropa timur ini menyebut "Asumsi bahwa pemikiran Scholz akan diterima Rusia adalah salah.
Sebaliknya, propaganda Moskow telah menyudutkan Jerman sebagai teman yang berlebihan, dan kini dicaci dengan cara yang berlebihan juga.”
Baca Juga: Vaxzevria Diizinkan sebagai Vaksin Booster Covid-19 di Uni Eropa, Ini yang Boleh Menerima
"Uni Eropa mengharapkan kepemimpinan yang kuat dari Jerman. Namun dalam krisis saat ini, pemerintah Jerman terus-menerus bertindak sangat lambat dan hanya menanggapi tekanan eksternal," kata Weichsel.