Kemasygulan Pencari Suaka di Peraduan: Namaku Manusia, Tapi Tak Ada yang Peduli dengan Kami

Selasa, 31 Mei 2022 | 18:36 WIB
Kemasygulan Pencari Suaka di Peraduan: Namaku Manusia, Tapi Tak Ada yang Peduli dengan Kami
Puluhan pengungsi asal Afghanistan kembali menggelar aksi unjuk rasa di gerbang belakang Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (31/5/2022) hari ini. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kemran kemudian berlalu. Dia menyapa para pengungsi lain yang mulai berdatangan. Anak-anak, ibu-ibu, perempuan dewasa, hingga pria dewasa. Hingga akhirnya, waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB.

Para pengungsi telah berada pada posisi masing-masing. Ada yang berdiri memegang spanduk di dekat trotoar, ada yang memegang megapon, dan ada sosok Kemran yang memegang ponsel, merekam sejumlah peristiwa yang bertumpuk pada hari ini.

Semula saya belum mengetahui namanya, hanya penampilannya saja yang terekam jelas dalam ingatan. Kaos hitam, celana hitam, running shoes, dan masker hitam. Kemran lantas merekam/memotret para demonstran yang berdiri di sepanjang bagian belakang kantor UNHCR.

Spanduk protes dibentangkan. Tulisannnya seperti ini: UNHCR WAKE UP", "10 YEARS ENOUGH", hingga "UNHCR & IOM! STOP KILLING REFUGEES GRADUALLY".

Tidak lama berselang, Kemran berukar posisi. Kini, megapon berada di genggamannya. Dalam beberapa tarikan nafas, perkara hidup yang terus begini terjadi dilantangkan pria 20 tahun tersebut.

"Hari ini kami di sini hanya minta bantuan kepada pemerintah indonesia. Sudah 17 pengungsi sudah bunuh diri, banyak pengungsi sudah sakit. Kenapa kami di Indonesia sudah 10 tahun tidak ada yang tangggung jawab. Masalah HAM itu yang pertama harus ditangani."

"UNHCR, UNHCR. Proses, proses," ucap Kemran dan kemudian diikuti oleh massa aksi.

"UNHCR, UNHCR, Wake up. Wake up."

Waktu memasuki pukul 12.00 WIB. Azan Zuhur berkumandang. Para pengungsi mengambil sedikit jeda. Para ibu-ibu menyiapkan makanan seadanya. Sayuran dengan olahan khas timur-tengah berbalut tortilla menjadi santapan untuk mengisi tenaga.

Baca Juga: Sebut Pemerintah Indonesia Tidak Peduli, Pengungsi Afghanistan: Kami Tunggu Sampai UNHCR Menjawab

Kemran tampak mondar-mandir. Dia tampak sibuk berjalan ke arah rekannya yang sudah menunggu di ujung jalan. Dia mengambil kardus air mineral untuk kemudian dibagikan kepada massa aksi. Kira-kira, para pengungsi Afghanistan mengambil jeda satu jam untuk kembali memulai aksinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI