Kronologi Kasus Ahnaf Arrafif di Jambi, 10 Bulan Baru Sadar Suaminya Ternyata Wanita

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 20 Juni 2022 | 13:55 WIB
Kronologi Kasus Ahnaf Arrafif di Jambi, 10 Bulan Baru Sadar Suaminya Ternyata Wanita
Seorang wanita di Provinsi Jambi tertipu selama 10 bulan oleh suaminya yang ternyata seorang perempuan (Instagram/@Palembang_lapor)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saat melamar, Arrafif tak membawa identitas. Ia beralasan KTP miliknya sedang diperbaiki karena ingin mengubah namanya menjadi islami, dari Petrus Gilbert Arrafif menjadi Ahnan Arrafif.

NA bercerita bahwa Arrafif berada di Jambi selama sepekan. Bersama keluarganya, Arrafif membicarakan pernikahan. Bahkan, NA sempat videocall dengan sosok yang disebut sebagai orang tua angkat Arrafif bernama Syafni.

Mengaku Sang Ibu Meninggal

Dari komunikasi yang dilakukan sepekan di Jambi, diputuskan bahwa Arrafif akan balik ke Jambi dengan membawa keluarganya. Arrafif hendak melamar NA bersama keluarganya pada 9 Juli 2021. 

Dari rencana itu, keluarga NA pun mempersiapkan diri dengan memesan makanan. Tak ketinggaln sebuah tenda terpasang di depan rumahnya. Semua itu dipesan menggunakan uang dari keluarga NA.

Namun, Arrafif batal ke Jambi dengan alasan ibunya meninggal karena Covid-19. Alasan itu didukung dengan komuniikasi NA dengan sosok yang mengaku sebagai adik dan tante Arrafif.

Baru tanggal 12 Juli 2021, Arrafif akhirnya datang ke Jambi. Namun lagi-lagi, Arrafif datang tanpa membawa identitas yang sempat dijanjikannya.

Nikah Siri

Pada 18 Juli 2021, Arrafif meminta untuk nikah secara agama karena identitasnya belum jadi. NA yang sempat kaget kemudian menyanggupi atas dukungan dari om dan bibinya. Saat itu NA juga nikah tanpa didampingi sang ibu sang sedang sakit serta ayahnya sudah lama stroke.

Baca Juga: Cerita Pernikahan Sesama Jenis Viral, Istri Mengaku Dicuci Otak Ternyata Suaminya Perempuan

Dalam thread itu, turut diunggah surat keterangan nikah dengan pelaksana bernama Imam Sarwono, serta saksi bernama Sholihin dan Muslim. Surat di atas materai itu ditandatangani Arrafif. Dalam surat itu tertulis profesinya sebagai dokter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI