Pensiunan dokter, Richard Kaufman, yang berdiri di seberang jalan dari tempat pria bersenjata itu melepaskan tembakan, mengatakan dia mendengar sekitar 200 tembakan.
"Semuanya kacau-balau. Seperti sebuah penyerbuan. Bayi-bayi dilarikan. Orang-orang berlindung untuk menyelamatkan diri," katanya.
"Orang-orang yang berlumuran darah tersandung satu sama lain."
Apa saja reaksi atas peristiwa ini?
Ada rasa frustrasi atas penembakan massal yang kerap terjadi di negara Paman Sam ini.
Tahun ini, telah terjadi penembakan di sekolah di Texas yang menyebabkan 19 anak dan dua guru tewas, sementara 10 orang tewas dalam penembakan supermarket di negara bagian New York.
Covelli mengatakan itu adalah "peristiwa yang acak, tindakan yang sangat disengaja dan hari yang sangat menyedihkan".
Presiden Joe Biden mengatakan dia dan ibu negara Jill Biden "terkejut dengan kekerasan senjata yang tidak masuk akal yang sekali lagi membawa kesedihan bagi komunitas Amerika pada Hari Kemerdekaan ini."
Gubernur Illinois JB Pritzker mengatakan penembakan massal itu "menghancurkan" dan menyebut kekerasan senjata sebagai "wabah unik Amerika."
"Saya marah karena semuanya tidak harus berakhir seperti ini ... sementara kita merayakan Empat Juli hanya setahun sekali, penembakan massal telah menjadi tradisi mingguan - ya, mingguan - Amerika," katanya.
"Kesedihan tidak akan membuat para korban hidup lagi dan doa saja tidak akan menghentikan teror kekerasan senjata yang merajalela di negara kita," kata Pritzker.
"Saya akan berdiri teguh dengan warga Illinois dan Amerika: Kita harus - dan kita akan - mengakhiri wabah kekerasan senjata ini."
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.
Baca Juga: Pria Tua Meksiko dan Guru di Antara yang Tewas dalam Penembakan di Chicago