Diketahui, laporan tersebut dibantah oleh pihak sekolah. Kepala sekolah yang diketahui bernama Risna Amalia mengaku bahwa tuduhan yang dilayangkan oleh Komnas PA tidak benar.
Menurut pengakuan Risna, selama ia bekerja sebagai seorang ibu asuh asrama, Risna tidak pernah menemukan adanya perilaku kekerasan seksual yang menimpa para murid-muridnya. Ia juga menilai bahwa ada pihak yang dengan sengaja memberikan laporan palsu untuk tujuan tertentu.
3. Terduga Pelaku Dilaporkan Polisi
Saat kepolisian menerima laporan tersebut, terduga pelaku berinisial JE ditangkap oleh Polda Jatim atas dugaan kasus kekerasan seksual secara fisik dan verbal, serta eksploitasi ekonomi terhadap puluhan siswa.
Siswa yang menjadi korban didampingi Komnas PA juga turut diperiksa oleh kepolisian. Berbekal beberapa barang bukti yang disediakan oleh pelapor yaitu Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.
4. JE Ditetapkan Sebagai Tersangka
Pihak Polda Jatim mengumumkan secara resmi bahwa JE naik status menjadi tersangka pada Kamis, 05 Agustus 2021 silam. Penetapan tersebut sebelumnya menempuh penyidikan yang dilakukan oleh Polda Jatim terhadap laporan dugaan tiga pasal berlapis.
5. Sidang Perdana Dilakukan pada Tahun 2022
JE melakukan sidang perdananya di Pengadilan Negeri (PN) Malang, pada hari Rabu, 16 Februari 2022.
Dalam sidang tersebut, JE menjadi terdakwa dengan empat pasal berbentuk alternatif.