Namun, ia masih merasa perlu melakukan berbagai peningkatan untuk memenuhi permintaan Alfamart.
"Baru diminta untuk suplai Alfamart di Rembang. Sebanyak 8 ribu pcs produk untuk sekali kiriman. Namun saya harus lebih dulu menyiapkan peningkatan kapasitas produksi dan penyediaan label halal di produk saya, juga penyesuaian kemasan untuk pengiriman ke Rembang," kata dia.
Seperti Naili di Pati, ada pula Maidi di Batam. Keripik Singkong Tiga Serangkai, begitu nama produk usaha Maidi dan keluarga. Dari usaha sampingan, kini menjadi usaha andalan keluarga.

Awalnya Maidi bukanlah pengusaha di Batam, ia dulunya adalah pekerja serabutan. “Apa saja pernah saya jalani, mulai dari buruh bangunan, penjual pakaian, dan istri berjualan kripik singkong buatannya sendiri,” katanya.
Namun karena sulitnya tantangan yang dihadapi, ia memutuskan untuk fokus berjualan kripik singkong. Berbekal modal Rp 600 ribu, Maidi mengelola usaha keripik singkong. Kripik buatan istrinya, Aklima Djamaris, dijual dengan cara titip ke warung-warung.
Maidi pun terus mencari jalan keluar bagaimana pangsa keripik mereka melebar. Ia pun bekerja sama dengan UMKM Batam dan mendapatkan pembinaan dan pelatihan usaha. Ia pun ikut serangkaian kegiatan bazar dengan membangun stand.
Tak lama, Maidi memutuskan untuk mencoba membangun stand sendiri untuk memperkenalkan produk keripik Tiga Serangkai. Perlahan-lahan pasar keripik singkong Maidi dan istri mulai menggeliat.
Ia pun mencoba memasukan produknya ke sejumlah minimarket dan pusat perbelanjaan di Kota Batam.
Pintu peluang terbuka lebar ketika Alfamart Batam menggelar kegiatan pelatihan pemberdayaan UMKM. Usaha Maidi pun masuk salah satu UMKM yang lolos dalam pembinaan tersebut.
Baca Juga: Bangkitkan Ekonomi, Pelaku UMKM Ekraf Bojonegoro Didorong Lahirkan Konten Kreatif Berkualitas
“Dari situ Kripik Singkong Tiga Serangkai mulai merambah toko modern. Alfamart sangat membantu usaha saya ini,” jelasnya.