Sudah 18 Tahun SBY dan Megawati Berseteru, Begini Asal Mulanya

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 29 September 2022 | 19:03 WIB
Sudah 18 Tahun SBY dan Megawati Berseteru, Begini Asal Mulanya
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pemakaman ibu negara Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Tanda-tanda kembali 'hangatnya' hubungan SBY dan Megawati

Kendati kerap bermanuever Perang Dingin di politik, SBY dan Megawati tak membawa perseteruan ke ranah pribadi. Hal tersebut tampak ketika Megawati menyambut hangat dan memberikan belasungkawa saat istri SBY, Kristiani Herrawati meninggal dunia pada 2019 lalu.

Kala itu, tampak suasana cair yang kontras dengan ketegangan yang kerap terjadi saat keduanya berebut pengaruh di percaturan politik dalam negeri.

Bahkan, keduanya tampak bercengkerama hangat dan sesekali berjabat tangan dan menunjukkan bahwa perseteruan mereka hanya terjadi di kontestasi politik.

Hubungan PDIP dan Demokrat

Konfrontasi bermula dari pidato Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan ribuan kadernya dalam rapat pimpinan nasional, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis pekan lalu.

Dalam pidatonya yang potongannya kemudian viral di media-media sosial, SBY mengungkapkan rencananya untuk 'turun gunung' ke gelanggang politik nasional menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.

"Mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilu 2024?" kata SBY lebih dulu beretorika.

"Saya mendengar, mengetahui, ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil."

Baca Juga: Survei Capres 2024: Puan Maharani Tak Mendongkrak Elektabilitas PDIP

Memakai diksi konon, SBY lantas mengungkapkan sinyalemen pilres nanti sudah diatur seperti permainan yang sesuai keinginan lawan-lawan politik Demokrat.

"Dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," tuding SBY.

Bahkan, SBY mengklaim, Demokrat yang kini menjadi oposisi akan dijegal kalau ingin mengajukan calon presiden serta calon wakil presiden bersama koalisi.

Selang dua hari, Sabtu 17 September akhir pekan lalu, Sekretaris PDIP Hasto Kristiyanto langsung menyambut pernyataan SBY.

"Mohon maaf, Pak SBY tidak bijak," tegas Hasto.

Hasto langsung membuka serangan pertama terhadap Demokrat dengan menyebut Pemilu 2009 yang digelar pada masa kepemimpinan SBY sebagai presiden, sebagai kontestasi paling curang sepanjang sejarah demokrasi Indonesia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI