Jika Anda mengunjungi pulau Serangan, Anda akan banyak menemukan tempat penangkaran penyu. Karena tempat ini memang terkenal sebagai salah satu lokasi konservasi penyu terbesar di Bali.
Di konservasi ini, pengunjung bisa melihat berbagai jenis penyu. Selain itu, para wisatawan tidak hanya bisa melihat penyu-penyu yang tumbuh dewasa, namun kita juga dapat melihat telur serta tukik atau penyu yang masih kecil. Tak hanya itu, jika beruntung Anda juga dapat melihat secara langsung proses bertelurnya para penyu hingga penetasannya.
3. Menjadi Kampung Nelayan Suku Bugis
Pulau Serangan menjadi perkampungan nelayan yang sebagian besar penduduknya merupakan suku Bugis. Diperkirakan mereka adalah keturunan dari para pengungsi jaman dahulu yang berasal dari Makassar. Mereka diduga datang ke pulau ini pada jaman kerajaan. Pendahulu mereka berlayar jauh hingga ke pulau ini dan memutuskan untuk menetap di sini.
Kampung tersebut menjadi daya tarik tersendiri dari pulau ini. Saat berkunjung ke sana, Anda akan menemukan sebuah peradaban bukti dari sebuah transmigrasi yang telah dilakukan di masa lalu. Hal tersebut menjadi nilai budaya tersendiri dari pulau kecil ini.
4. Memiliki Masjid yang Dibangun Sejak Abad ke-16
Di kampung nelayan yang didiami oleh suku Bugis terdapat bangunan masjid yang di bangung sejak 1700an Masehi atau abad ke-16 oleh Syeikh Haji Mu’min yang merupakan seorang ulama terpandang dari ujung pandang. Masjid tersebut diberi nama Masjid Assyuhada. Bangunan masjid ini juga menjadi icon kampung nelayan.
Bersadarkan cerita turun-temurun, masjid Assyuhada adalah hadiah Raja Badung setelah sukses memenangkan perang yang melawan penjajahan bersama Syeikh Haji Mu’min. Salah satu hal yang cukup menarik dari masjid ini adalah adanya makam Syeikh Haji Mu’min dan alqur’an yang masih serba kuno.
Masjid Assyuhada menjadi salah satu pusat kebudayaan Muslim di pulau Dewata. Di tempat ini Anda akan banyak menemukan literatur sejarah saat Islam memasuki pulau Bali.
5. Terdapat Pura Sakenan yang Dibangun Sejak Abad ke-10