Ketika Anda memiliki tujuan atau misi yang benar-benar Anda yakini dan itu untuk kebaikan yang lebih besar, faktor kunci yang menentukan apakah Anda akan berhasil dalam mencapai misi Anda dan meninggalkan inspirasi untuk mencapai tujuan itu. Nabi Ibrahim telah meninggalkan kenangan dan pelajaran penting mengani tekad mencapai mimpi yakni seberapa banyak kita bersedia berkorban untuk mencapai tujuan tersebut?
Saudara dan saudari terkasih, pria dan wanita hebat dalam sejarah mencapai kebesaran mereka dengan mengorbankan hidup mereka, keluarga mereka, harta benda mereka, uang mereka, semuanya atas nama misi yang mengubah wajah umat manusia. Nabi Ibrahim, memiliki misi untuk menunjukkan kepada orang-orang Jalan menuju Allah jauh dari penyembahan berhala, dan dia bersedia dan siap untuk mengorbankan dirinya dan keluarganya sendiri untuk tujuan itu.
Tolong, hari ini berapa banyak dari kita yang bersedia mengorbankan kenyamanan kita untuk tujuan yang lebih besar? Kita tumbuh dengan mencari kehidupan yang baik, seperti mendapatkan gelar, dapatkan pekerjaan, punya keluarga, menetap dan punya anak. Namun jauh di lubuk hati kita, sering kali kita terganggu oleh apa yang mengganggu Nabi Ibrahim ketika dia melihat ke langit dan berkata:
"Kecuali Tuhanku membimbingku, niscaya aku termasuk orang-orang yang tersesat."
Umat-Ku yang terkasih, pengorbanan dapat mengambil banyak bentuk. Terkadang kita mungkin perlu mengorbankan waktu kita, atau karier kita yang nyaman, atau tempat kita dibesarkan. Pengurbanan mungkin berdampak pada kita secara fisik, atau emosional, atau finansial, dan terkadang itu berdampak pada orang-orang terdekat kita.
Pengurbanan mungkin tidak masuk akal bagi mereka yang ada di sekitar kita. Keluarga dan teman-teman kita akan berpikir kita gila, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pengorbanan ini adalah ujian penting tentang seberapa jujur kita terhadap visi dan misi hidup kita.
Pengorbanan tidak pernah-– dan selalu membawa perubahan dan penghargaan di luar harapan seseorang. Ketika Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya yang baru lahir di tanah tandus, sedikit yang dia tahu bahwa istri dan anaknya akan menemukan air Zamzam yang terkenal yang akan menjadi penyebab Makkah menjadi pusat perdagangan Arab sampai hari ini.
Ketika dia bersedia mengorbankan putranya, sedikit yang dia tahu bahwa putranya akan menjadi orang yang membantunya membangun Ka'bah yang menjadi pusat ziarah bagi seluruh Arab dan dunia Muslim. Dan yang lebih penting, setelah dia meninggal, ribuan tahun kemudian, seorang anak lahir di Mekah bernama Muhammad yang memperkenalkan ibadah haji seperti yang kita kenal sekarang.
Hamba-hamba Allah yang terkasih, dan Idul Adha adalah salah satu dari dua Idul Adha yang diberkati yang kita rayakan sebagai Muslim.
Baca Juga: Boleh Gak Sih Non Muslim Ikut Kurban Saat Idul Adha? Begini Penjelasannya
Pada Idul Adha kita mengingat pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Untuk mengenang pengorbanannya dan untuk membantu anak yatim, miskin dan membutuhkan, kita juga ikut berkurban.