Bak Pablo Escobar, 6 Fakta Kejahatan Fredy Pratama: Sindikat Narkoba Terbesar Indonesia

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 13 September 2023 | 14:41 WIB
Bak Pablo Escobar, 6 Fakta Kejahatan Fredy Pratama: Sindikat Narkoba Terbesar Indonesia
Ilustrasi narkoba jenis sabu.[Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wahyu juga mengatakan sindikat Fredy Pratama tiap bulannya mampu menyelundupkan jenis Sabu dan Ekstasi masuk ke Indonesia dengan jumlah besar. Mulai dari 100-500 kilogram narkotika dengan modus memasukannya ke kemasan teh.

Ia juga menjelaskan berdasarkan total laporan polisi, Bareskrim telah menangkap 884 tersangka yang terafiliasi dengan narkotika Fredy. Lalu, untuk kaki tangan sang gembong di Indonesia, ada 39 orang yang berada di berbagai daerah.

Fredy ubah wajah dan identitas

Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa menduga Fredy Pratama sudah mengubah wajah dan identitasnya. Pihaknya tetap berupaya menangkap sang buron meski sulit karena ia berada di luar negeri.

“Ada kemungkinan dia (Fredy) mengubah wajah muka ya. Mau operasi plastik kita enggak tahu, dia mengubah identitas diri. Kita maksimalkan juga, mohon doa restunya. Kan dia lokasinya bukan di Indonesia, di luar negeri,” ungkap Brigjen Mukti, Selasa (12/9/2023).

Jadi buronan di empat negara

Tak hanya menjadi buronan Polri dan Thailand, Fredy juga tengah diburu oleh kepolisian dari negara lain. Yakni, polisi di Malaysia dan Badan Narkotika Amerika Serikat (US-DEA). Semuanya tentu akan saling berkoordinasi untuk menangkap gembong narkoba itu.

Aset berlimpah dari bisnis narkoba

Wahyu menyebut Bareskrim juga  menyita sejumlah aset milik Fredy Pratama dan keluarganya. Dalam hal ini, berupa tanah, bangunan, kendaraan bermotor, hingga sejumlah aset bisnis di bidang perhotelan yang totalnya mencapai Rp111,83 miliar.

Baca Juga: Jejak Bisnis Narkoba Fredy Pratama sampai Dijuluki 'Escobar Indonesia'

Adapun rinciannya yakni 3 aset tanah dan bangunan di Malang, 1 unit apartemen di Jakarta, 9 aset di Barito Utara, Kalimantan Tengah, dan 13 aset di Banjarmasin. Lalu, ada pula 1 aset di Surabaya, 2 aset di Jakarta Barat, 3 aset di Bali, dan 1 aset di Sleman, DIY.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI