Ia bekerja sebagai tukang kayu dan eksportir furnitur sebelum terpilih sebagai Wali kota Surakarta pada tahun 2005.
Ia menjadi terkenal secara nasional sebagai walikota dan terpilih sebagai gubernur Jakarta dalam pemilihan umum tahun 2012, bersama Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur.
Sebagai gubernur, ia menghidupkan kembali politik lokal, memperkenalkan kunjungan blusukan yang dipublikasikan (pemeriksaan mendadak) dan memperbaiki birokrasi kota, mengurangi korupsi dalam prosesnya.
Ia juga memperkenalkan program-program yang sudah berjalan bertahun-tahun untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk layanan kesehatan universal, mengeruk sungai utama kota untuk mengurangi banjir, dan meresmikan pembangunan sistem kereta bawah tanah kota.
Pada tahun 2014, Jokowi dicalonkan sebagai calon dari PDI-P pada pemilihan umum presiden tahun itu, memilih Jusuf Kalla sebagai cawapresnya.
Jokowi terpilih atas lawannya, Prabowo Subianto, yang membantah hasil pemilu. Jokowi kemudian dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014.
Selama menjabat, Jokowi fokus pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur serta agenda ambisius kesehatan dan pendidikan.