Menjawab pertanyaan itu, Anies awalnya menjelaskan alasannya menolak memberikan rekomendasi sebagaimana yang diceritakan oleh Sherly.
"Jadi ketika kita memegang kewenangan, maka kita harus memastikan bahwa kemenangan ini digunakan dengan benar. Ketika saya menuliskan sebuah statement rekomendasi, saya belum punya jabatan, itu adalah saya sebagai pribadi. Ketika saya memegang jabatan, maka yang menuliskannya itu adalah jabatannya. Itulah yang kemudian saya jaga, supaya proses integritas itu muncul," ujar Anies.

Anies juga tidak menampik perihal adanya keputusan yang diambil oleh pimpin tidak akan membuat semua orang puas.
"Tapi memang ketika keputusan-keputusan itu dibuat, sering membuat orang merasa, 'lah buat apa punya kekuasaan kalau tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh lingkar-lingkar.' Saya bilang kewenangan itu, harus dirasakan oleh semua. Dan harus ada usaha menjaganya," ujarnya.
"Memang itu kemudian sering menimbulkan, perasaan tidak nyaman, karena kebiasaan kita kalau sudah dapat kewenangan, kewenangan itu dipakai bukan dengan sewenang-wenang tapi dengan bebas. Saya ingin menjaga itu," sambung Anies.
Anie pun menjawab pertanyaan Sherly perihal sikap seorang pemimpin jika keputusannya itu justru membuat pendukungnya kecewa.
"Nah, saya percaya Sherly, apabila ini dikerjakan dengan konsisten, maka mereka-mereka yang merasakan mungkin ketidakpuasan, mudah-mudahan Tuhan berikan hati yang lembut untuk bisa memahami. Karena bukan tidak mau secara pribadi, (saya) kepengin menjaga maruah institusi yang sedang dipegang," ungkap Anies.

"Karena boleh jadi ke depan, setelah proses ini akan ada amanah baru, akan ada tanggung jawab baru atau kegiatan-kegiatan sosial baru justru yang jauh lebih besar untuk bapak. Bagaimana bapak me-maintain itu?" sambungnya.
Selain itu, Anies pun mengaku berterima kasih kepada Sherly karena tetap bisa melanjutkan studinya walau ketika itu tidak mendapatkan rekomendasi darinya saat masih menjabat menteri. Bahkan, Anies mengaku turut bangga dengan apa yang kini dicapai Sherly karena menandakan kesuksesannya itu diperoleh dari dirinya sendiri bukan karena dekat dengan pejabat.
"Saya termasuk yang amat bangga dan saya lebih bangga lagi, kenapa? Dia mendapatkan itu semua tanpa tanda tangan menteri pendidikan dan kebudayaan, tapi karena dia pribadi. Saya mencintainya sebagai anak muda indonesia dan dia percaya bisa take off, terbang tanpa sayap menteri pendidikan," kata Anies.
Video yang diunggah Sherly pun sontak menjadi sorotan para netizen. Bahkan, banyak netizen termasuk pendukung Anies yang akrab disapa "Anak Abah" ikutan terharu setelah mendengar cerita Sherly yang sempat kecewa hingga akhirnya menyadari jika keputusan yang diambil Anies sebagai menteri ternyata benar.
"Siapa yang nonton sambil berkaca-kaca, terharu karena di negeri kita masih ada orang seperti pak Anies," tulis salah satu netizen sembari mewek.
"Sher kok aku ikut nangis nontonnya," timpal yang lain.
"Lebih baik dikatain Anak Abah daripada di katain anak Mulyono," ujar pendukung Anies.
"Saya ikut terharu kak @sherlyannavita dan Pak @aniesbaswedan terimakasih sudah mnjdi yg baik dalam berrpolitik, saya bangga di barisanmu Abah," sahut pendukung lainnya lagi.