Israel Nikmati Keistimewaan dalam Perdagangan Senjata dengan AS, Jumlahnya Sangat Fantastis

Andi Ahmad S Suara.Com
Kamis, 31 Oktober 2024 | 15:43 WIB
Israel Nikmati Keistimewaan dalam Perdagangan Senjata dengan AS, Jumlahnya Sangat Fantastis
Ilustrasi militer Israel (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Israel adalah satu-satunya sekutu AS yang diizinkan mengalokasikan 25 persen dari bantuan militer AS ke industri persenjataan domestiknya.

Selain itu, hukum AS memungkinkan Israel menerima dana FMF dalam satu kali pembayaran pada awal setiap tahun fiskal, sementara negara lain menerima bantuan mereka dalam angsuran triwulan-an.

Produsen Senjata AS Diuntungkan dari Bantuan untuk Israel
Israel dapat membeli langsung dari produsen senjata Amerika, dengan perusahaan seperti Boeing, General Dynamics, Lockheed Martin, Northrop Grumman, RTX, dan Caterpillar, menjadikan Israel sebagai pelanggan utama.

Boeing, misalnya, melaporkan pesanan pertahanan sebesar delapan miliar dolar AS (sekitar Rp125,5 triliun) pada kuartal keempat 2023, dengan 36 persen dari pendapatannya berasal dari sektor pertahanan.

Boeing memasok jet tempur F-15, helikopter Apache AH 64, dan kit amunisi terpandu untuk Angkatan Udara Israel.

RTX juga berperan penting, memimpin produksi rudal terpandu dan memasok rudal udara-ke-darat untuk jet F-16 Israel.

Laporan tersebut menyatakan bahwa pengalihan bantuan militer kepada produsen AS memperkuat dukungan politik, dengan pemerintahan Biden berpendapat bahwa paket bantuan ini menciptakan lapangan kerja di Amerika dan memperkuat infrastruktur industri pertahanan.

Laporan itu menyoroti peningkatan besar kehadiran militer AS di Timur Tengah sejak 7 Oktober, dengan peningkatan signifikan dalam pengeluaran pertahanan untuk tahun fiskal 2024.

Dalam satu tahun, AS menghabiskan setidaknya 22,76 miliar dolar AS (sekitar Rp357,1 triliun) untuk bantuan militer ke Israel dan operasi regional terkait, dengan 4,86 miliar dolar AS (sekitar Rp76,2 triliun) dialokasikan untuk operasi AS di kawasan tersebut.

Baca Juga: Tentara Israel Tembak Mati Pria Palestina di Tulkarem, Ketegangan Memuncak

Saat ini, AS mempertahankan 50.000 personel militer di 19 lokasi di Timur Tengah, termasuk kapal dan pesawat, meningkat dari 34.000 sebelum 7 Oktober 2023.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI