AS dan Israel Bentuk Jalur Komunikasi Baru, Pantau Penggunaan Senjata di Tengah Konflik Gaza

Bella Suara.Com
Rabu, 20 November 2024 | 08:35 WIB
AS dan Israel Bentuk Jalur Komunikasi Baru, Pantau Penggunaan Senjata di Tengah Konflik Gaza
Ilustrasi Senjata Tempur Modern (Pixabay/pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat, di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, mengambil langkah proaktif dengan mendesak Israel untuk membentuk jalur komunikasi baru terkait penggunaan senjata yang disediakan oleh AS.

Hal ini diungkapkan melalui surat tertanggal 13 Oktober, yang menyebutkan bahwa kanal komunikasi sebelumnya dinilai tidak efektif. Permintaan tersebut disampaikan dengan harapan jalur baru ini dapat mengadakan pertemuan virtual sebelum akhir bulan Oktober.

Dalam konferensi pers, juru bicara AS, Miller, menegaskan bahwa pertemuan pertama telah dijadwalkan. Tujuannya adalah mengumpulkan informasi tentang insiden-insiden yang melibatkan senjata buatan AS, terutama jika terdapat kekhawatiran atau pertanyaan mengenai penggunaannya.

“Kami akan memanfaatkan semua informasi yang kami kumpulkan untuk memperkuat proses pengambilan kebijakan serta evaluasi terhadap kemungkinan pelanggaran hukum humaniter internasional,” jelas Miller.

Namun, Miller enggan menyebutkan lokasi pasti pertemuan atau mengonfirmasi apakah jalur baru ini akan mempercepat penilaian pemerintah AS atas potensi pelanggaran hukum internasional oleh Israel.

Ia menekankan bahwa proses tersebut berjalan secepat mungkin, meskipun kompleksitasnya tidak bisa diabaikan.

"Penilaian-penilaian ini memang sulit, dan kami melakukan yang terbaik agar berjalan dengan cepat," katanya.

Presiden Biden, yang sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 memberikan dukungan kuat kepada Israel, tetap menyuarakan keprihatinan atas dampak serangan Israel di Gaza terhadap warga sipil Palestina.

Sejauh ini, pejabat AS telah mengidentifikasi hampir 500 potensi insiden yang menyebabkan korban sipil di Gaza.

Baca Juga: Serangan dari Lebanon, Militer Israel Sebut 40 Proyektil Melintasi Perbatasan

Namun, hingga kini, tidak ada tindakan yang diambil berdasarkan mekanisme Departemen Luar Negeri untuk menilai dan merekomendasikan langkah-langkah guna mengurangi dampak di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI