Aspek lain yang turut diperhatikan adalah komunikasi strategis, media dan sistem elektronik, deradikalisasi dan rehabilitasi sosial, hak asasi manusia, tata kelola pemerintahan yang baik, serta perlindungan saksi dan pemenuhan hak korban.
"Ketika kita berhasil mengentaskan kemiskinan, itu menjadi upaya dalam memitigasi faktor pendorong dalam terorisme. Kita juga melibatkan peran media," ungkapnya.
Selain itu, BNPT menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam pencegahan terorisme, terutama di tengah keterbatasan anggaran.
"RAN PE ini sudah membuka keran untuk kerja sama, tidak hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri. Ini sangat relevan, apalagi di tengah efisiensi anggaran. Kemitraan ini sangat membantu dalam upaya pencegahan," katanya.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan multipihak, BNPT optimis bahwa implementasi RAN PE fase kedua dapat semakin memperkuat sistem pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia.
Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina