Di masa awal persebaran agama Islam di Jawa yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Demak, Sunan Kalijaga menggunakan konsep Jawa tersebut sebagai sarana dakwah sesuai dengan napas-napas keislaman.
Konsep itu oleh Sunan Kalijaga dimanifestasikan melalui tradisi membunyikan gamelan di peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal.
Tradisi ini yang kemudian jamak dikenal dengan tradisi Sekaten yang hingga kini masih dilestarikan oleh Keraton Yogyakarta.
Tak hanya Sekaten, oleh Keraton Yogyakarta konsep Sangkan Paraning Dumadi juga diwujudkan dalam produk tata ruang keraton.
![Ratusan warga berebut gunungan Grebeg Sekaten di Masjid Gede Keraton Yogyakarta, Kamis (28/09/2023). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/09/28/96815-sekaten.jpg)
Dari sejumlah sumber sejarah, sumbu filosofi dibangun pada abad ke-18. Ide itu dicetuskan oleh Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I.
Tiga titik tata ruang yang mewakili sumbu filosofi tersebut yakni Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta hingga Panggung Krapyak.