Jamaah Salat Idul Fitri di Tokyo Membludak: Bukti Jumlah WNI di Jepang Tembus 200 Ribu?

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 01 April 2025 | 08:48 WIB
Jamaah Salat Idul Fitri di Tokyo Membludak: Bukti Jumlah WNI di Jepang Tembus 200 Ribu?
Ilustrasi Salat Idul Fitri. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Diperkirakan jumlah peserta melebihi kuota karena jemaah terus berdatangan hingga antrean meluas ke luar area halaman masjid.

Salat Idul Fitri juga diadakan di Balai Indonesia serta koridor Sekolah Republik Indonesia Tokyo untuk menampung jemaah yang terus berdatangan hingga pukul 10.00 waktu setempat.

Awalnya, panitia Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia (KMII) Jepang hanya menyediakan empat gelombang salat. Namun, melihat antusiasme masyarakat yang tinggi, mereka menambah menjadi dua gelombang lagi.

Heri mencatat bahwa meningkatnya jumlah jemaah didorong oleh bertambahnya warga negara Indonesia (WNI) di Jepang, yang kini jumlahnya sudah dua kali lipat dibandingkan sebelum COVID-19.

“Dengan pertumbuhan jumlah WNI di Jepang yang sekarang mencapai 100.000, kami ingin mendorong warga untuk lebih intens dalam menjalin silaturahmi dan berkolaborasi di antara komunitas kita,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pertambahan WNI tidak hanya dari segi jumlah, melainkan juga distribusinya yang semakin luas di seluruh wilayah Jepang.

Umat muslim melaksanakan Salat Idul Fitri 1444 H di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (22/4/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ilustrasi salat Ied [Suara.com/Alfian Winanto]

Salah satu jemaah, Tiara K Sari, memilih salat di Masjid Indonesia Tokyo untuk merasakan suasana Lebaran yang mirip dengan di Indonesia dibandingkan dengan masjid-masjid lain di Tokyo.

“Masjid Indonesia Tokyo lebih dipilih oleh komunitas Indonesia, jadi kemungkinan bertemu orang Indonesia lebih besar dan suasana Idul Fitri-nya sangat terasa,” ujar Tiara, yang telah tinggal di Jepang selama lima tahun.

Ia menilai Lebaran tahun ini istimewa setelah tahun-tahun sebelumnya yang dibatasi oleh COVID-19. “Setelah COVID, ini terasa lebih ramai, dan bagi saya ini spesial karena pertama kalinya saya merayakan Idul Fitri tanpa kehadiran almarhum ayah,” tambahnya, sambil berterima kasih kepada keluarganya di Indonesia yang memahami bahwa dia dan keluarganya tidak dapat pulang kampung. (Antara)

Baca Juga: Idul Fitri di Swiss: WNI di Jenewa Rayakan dengan Nuansa Kampung Halaman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI