Suara.com - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada, Zaenur Rohman, menanggapi adanya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto dalam struktur Komite Pengawasan dan Akuntabilitas Danantara.
Dia menilai KPK seharusnya berada di luar struktur Danantara sebagai lembaga independen yang melakukan pengawasan.
"Seharusnya dia tetap ada di luar tetapi harus diberi akses. Akses untuk apa? Akses untuk dapat melakukan pengawasan. Misalnya dari sisi auditnya, dari sisi laporan-laporannya, seharusnya KPK diberikan akses," kata Zaenur dalam keterangannya, Selasa (1/4/2025).
Zaenur mengatakan bila KPK berada di dalam struktur Danantara, konflik kepentingan rawan terjadi. Dengan begitu, dia menilai akan muncul masalah baru.
"Kalau suatu saat terjadi tindak pidana korupsi, padahal dia menjadi bagian dari Dananrara itu sendiri, mau bagaimana? Itu potensi kepentingan yang sangat jelas," ujar Zaenur.
Lebih lanjut, Zaenur menyebut seharusnya Komite Pengawasan dan Akuntabilitas diisi oleh profesional yang ditunjuk untuk bekerja melakukan pengawasan secara waktu penuh.
"Bukan exofficio hanya ditempel ini," tandas dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI) Danantara atau CEO, Rosan Perkasa Roeslani, mengumumkan daftar pengurus yang akan mengkomandoi Danantara. Banyak nama-nama yang sebelumnya berhembus di publik masuk dalam struktur kepengurusan lembaga sovereign fund ini.
Rosan mengaku, pihaknya bersama Direktur Operasional Dony Oskaria dan Direktur Investasi Pandu Patria Sjahrir merasa kesulitan untuk memilih siapa-siapa saja yang masuk struktur pengurus.
Baca Juga: Kasus Dana Iklan BJB, Ridwan Kamil Bakal Diperiksa Setelah Lebaran, Apa Saja yang Disiapkan KPK?
"Ternyata untuk mendapatkan orang-orang yang baik, orang-orang yang terpilih, orang-orang yang memang sesuai dengan kompetensinya, dan mempunyai track record yang jelas, yang bersih, itu ternyata harus kami akui tidak mudah," ujarnya dalam konferensi pers di Financial Hall Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (24/3/2025).
Dalam pemilihan struktur, Rosan juga dibantu oleh perusahaan perekrutan atau headhunter dalam negeri maupun dalam negeri. Selain itu, pemilihan ini juga melalui seleksi yang begitu ketat.
"Tim-tim yang menurut kami yang tentunya nanti dari teman-teman media atau publik bisa melihat adalah tim yang telah melalui seleksi yang ketat. Alhamdulillah kami juga dibantu oleh Headhunter dalam maupun luar negeri dalam pemilihan nama-nama ini," ucap dia.
"Kami pun harus melakukan interview satu per satu untuk memastikan bahwa tim yang ada ini bukan hanya mereka ekspertis dan sesuai dengan bidangnya, tetapi memang mempunyai hati yang sama dengan kami. Salah satu tugas utama adalah pengabdian kepada negara dan bangsa," sambung dia.
![Gedung Danantara. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/30/58535-gedung-danantara-ist.jpg)
Adapun berikut Struktur Pengurus Danantara:
- Kepala BPI Danantara/CEO: Rosan Perkasi Roeslani
- Direktur Holding Operasional/COO: Dony Oskaria
- Direktur Holding Investasi/CIO:Pandu Patria Sjahrir
Dewan Pengawas
- Erick Thohir
- Muliaman D Hadad
- Para Menteri Koordinator
- Prasetyo Hadi
- Sri Mulyani Indrawati
Dewan Pengarah
- Joko Widodo
- Susilo Bambang Yudhoyono
Dewan Penasihat
- Ray Dalio
- Helman Sitohang
- Jefrey Sachs
- F Chapman Taylor
- Thaksin Shinawatra
Komite Pengawasan dan Akuntabilitas
- Ketua PPATK
- Ketua KPK
- Ketua BPK
- Ketua BPKP
- Kapolri
- Jaksa Agung
Managing Director
- Managing Director Legal: Robertus Bilitea
- Managing Director Risk and Sustainability: Lieng Seng Wee
- Managing Director Finance: Arief Budiman
- Managing Director Treasury: Ali Setiawan
- Managing Director Global Relation and Governance: Mohammad Al Arief
- Managing Director Stakeholder Management: Rohan Hafas
- Managing Director Internal Audit: Ahmad Hidayat
- Managing Director Human Resource: Sanjay Bharwani
- Managing Director/Chief Economist: Reza Siregar
- Managing Director Head of Office: Ivy Santoso
Risk Commite: John Prasetio
Investment and Portofolio Commite: Yup Kim
Managing Direktor Holding Operasional
- Managing Director: Agus Dwi Handaya
- Managing Director: Febriany Eddy
- Managing Direcktor: Riko Banardi
- Managing Direkctor Holding Investasi
- Managing Director Finance: Djamal Attamimi
- Managing Director Legal: Bano Daru Adji
- Managing Director Investment: Stefanus Ade Hadiwidjaja
Alasan Jokowi-SBY Jadi Dewan Pengarah
Dalam pengumuman itu ada dua nama mantan Presiden RI yang masuk dalam struktur kepengurusan. Dua nama itu yaitu, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Rosan, penunjukukan Jokowi dan SBY telah disetuji oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Kemudian dilanjutkan oleh di Dewan Pengarah, ini memang kami meminta dan Alhamdulillah saat ini sudah disetujui, ada Bapak Joko Widodo dan juga Bapak Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Dewan Pengarah," ujar Rosan dalam konferensi pers di Financial Hall Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (24/3/2025).
Menurut Rosan, dua sosok Mantan Presiden itu diperlukan, karena pengalamannya memimpin negara hingga 10 tahun.
"Karena dengan pengalaman beliau selama 10 tahun dan 10 tahun memimpin negara ini tentunya akan memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap jalannya danantara ke depannya," ucap dia.