Ray Sahetapy Wafat: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kenang Sosok Aktor Kawakan

Erick Tanjung Suara.Com
Rabu, 02 April 2025 | 06:34 WIB
Ray Sahetapy Wafat: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kenang Sosok Aktor Kawakan
Aktor kawakan Ray Sahetapy. (Suara.com)

"We always cherish the memories of our time with you," ungkap Surya Sahetapy, kali ini menyertakan lambang hati berwarna merah.

Sekali lagi, Surya Sahetapy mendoakan Ray Sahetapy agar bisa bertemu lagi dengan Gizca Puteri Agustina Sahetapy yang lebih dulu berpulang.

"Titip salam cinta dan kangen," ucapnya.

Sebagai pengingat, Ray Sahetapy memang menghadapi masalah kesehatan sejak beberapa tahun terakhir.

Pada Agustus 2023, Ray Sahetapy mengalami serangan stroke yang menyebabkan kesulitan berbicara dan berdiri.

Putra Ray, Rama Sahetapy, menceritakan bahwa ayahnya tiba-tiba bingung saat bangun tidur di rumah saudara, sehingga segera dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Hasil pemeriksaan saat itu menunjukkan adanya penyumbatan di pembuluh darah otak Ray Sahetapy, yang dinyatakan sebagai gejala stroke.

Setelah perawatan, kondisi Ray Sahetapy sempat membaik. Namun, sang aktor meski mengalami penurunan daya ingat sejak saat itu.

Sampai pada April 2024, muncul potret Ray Sahetapy saat merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan anak-anaknya.

Baca Juga: Ray Sahetapy Meninggal Dunia

Kala itu, Ray Sahetapy tampak lebih sehat dan menunjukkan perkembangan positif dalam proses pemulihan.

Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut dari Surya Sahetapy terkait penyebab meninggalnya Ray Sahetapy hari ini.

Ray Sahetapy mengawali karier di panggung seni peran pada 1980. Ia ketika itu membintangi film Gadis, yang sekaligus jadi momen perdana pertemuannya dengan Dewi Yull.

Kualitas akting Ray Sahetapy akhirnya mendapat pengakuan di 1989, saat masuk nominasi aktor terbaik Festival Film Indonesia berkat aktingnya di film Noesa Penida.

Di luar kategori aktor terbaik, Ray Sahetapy juga pernah dinominasikan sebanyak tujuh kali dalam ajang yang sama, yakni melalui film Ponirah Terpidana (Festival Film Indonesia 1984), Secangkir Kopi Pahit (Festival Film Indonesia 1985), Kerikil-Kerikil Tajam (Festival Film Indonesia 1985), Opera Jakarta (Festival Film Indonesia 1986), Tatkala Mimpi Berakhir (Festival Film Indonesia 1988), dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (Festival Film Indonesia 1990).

Saat industri film Tanah Air mati suri, Ray Sahetapy pernah membangun sebuah sanggar teater di pinggiran kota dan membentuk komunitas di sana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI