- Pemerintah melalui Kementerian PU fokus normalisasi Sungai Batang Sumpur dan pemulihan jalur transportasi vital di Tanah Datar.
- Penanganan darurat ini dilakukan Kementerian PU berkolaborasi dengan BUMN Karya dan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar.
- Material hasil normalisasi sungai dimanfaatkan untuk membangun tanggul penguat tebing guna.
Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah berupaya menangani dampak bencana di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Fokus utama saat ini diarahkan pada normalisasi Sungai Batang Sumpur serta pemulihan jalur transportasi vital yang menghubungkan Jalan Raya Sumpur dan Padang Panjang.
Langkah percepatan ini diambil guna membuka kembali urat nadi perekonomian masyarakat yang sempat lumpuh total akibat terjangan luapan sungai.
Selain memulihkan konektivitas, normalisasi alur sungai tersebut krusial dilakukan untuk meminimalisir ancaman erosi dan banjir susulan yang menghantui pemukiman di kawasan terdampak.
Penanganan darurat di lapangan tidak dilakukan sendirian. Kementerian PU menjalin kolaborasi erat dengan sejumlah BUMN Karya dan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar.
Sinergi ini bertujuan agar proses pengerjaan tidak tumpang tindih dan berjalan lebih efisien di tengah situasi darurat.
Normalisasi Sungai Batang Sumpur melibatkan pengaturan ulang sekaligus pemindahan alur air yang tersumbat material.
Pengerjaan ini secara otomatis membuka ruang bagi tim teknis untuk membangun jalan penghubung sementara yang menghubungkan Nagari Sumpur dengan wilayah Malalo.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa mengakhiri isolasi warga adalah prioritas tertinggi pemerintah saat ini.
Baca Juga: Bawa Pesan Kemanusiaan dari Megawati, PDIP Kirim 30 Ambulans dan Tim Medis ke Sumatra
“Dalam kondisi darurat seperti ini, fokus kami adalah membuka akses secepat mungkin, mengamankan alur sungai, dan memastikan masyarakat tidak terisolasi. Kementerian PU bergerak cepat dengan dukungan alat berat dan koordinasi lintas sektor agar penanganan bisa berjalan efektif dan tepat sasaran,” tegas Dody saat memberikan keterangan resmi pada Senin (29/12/2025).
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, Naryo Widodo, menjelaskan bahwa kekuatan penuh telah dikerahkan ke lokasi. Saat ini, tiga unit ekskavator sudah beroperasi nonstop di medan bencana, dan jumlah armada akan terus ditambah dalam waktu dekat untuk mempercepat pembersihan sedimen.
Uniknya, material berupa batuan dan sedimen yang menumpuk di dasar sungai tidak dibuang begitu saja. Tim teknis memanfaatkannya kembali untuk membangun tanggul penguat tebing sungai.
“Langkah ini dilakukan untuk memperkuat tebing sungai sekaligus mengendalikan aliran air agar tidak kembali meluap ke permukiman warga dan badan jalan,” jelas Naryo.
Namun, ia juga mengakui bahwa faktor cuaca menjadi tantangan terberat. Jika hujan turun atau debit air meningkat, pengerjaan terpaksa dihentikan sementara demi keselamatan para petugas di lapangan.
Langkah responsif dari pemerintah pusat ini mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah setempat. Kepala Bidang Sumber Daya Air Kabupaten Tanah Datar, John Kenedy, mengapresiasi dukungan penuh Kementerian PU dan BUMN Karya yang membuat koordinasi di lapangan berjalan mulus.