Suara.com - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) mendorong peran aktif seorang ayah dalam mendidik anak, tidak hanya sekadar sebagai pencari nafkah.
Sekretaris Kemendukbangga Budi Setiyono menekankan bahwa anak-anak tidak hanya butuh materi, tapi juga butuh kehadiran, keteladanan, dan kasih sayang seorang ayah.
Menurutnya, ayah merupakan pilar keluarga sekaligus menjadi sekolah pertama bagi anak lelakinya serta cinta pertama bagi anak perempuannya yang kelak akan menjadi referensinya dalam mencari pasangan hidup.
“Kita tak bisa lagi menjadi ayah seperti zaman dulu, diam, otoriter, jarang bicara. Dunia anak-anak kita sudah berbeda. Dan kalau kita tidak ikut berubah, maka kita akan kehilangan mereka,” kata Budi saat Kelas Gerakan Ayah Teladan (GAT-Link) dari Kemendukbangga beberapa hari lalu, ditulis Senin (12/5/2025).
Menurut Budi, ayah teladan zaman sekarang ditandai dengan kehadirannya secara fisik dan emosional. Hal itu dubuktikan dengan sikap mau mendengar, belajar, bahkan mau meminta maaf apabila melakukan kesalahan kepada anggota keluarganya.
"Diingatkan juga agar seorang ayah tidak perlu malu menunjukkan kasih sayang. Dan jangan gengsi mengucapkan kata ‘Ayah sayang kamu.’ “Itu bukan kelemahan. Itu kekuatan,” kata Budi.
Dia memaparkan sederet penelitian yang menyebutkan kalau banyak ayah yang hadir secara fisik, tapi kosong secara emosional. Dalam artian, kehadirannya ada di rumah, tapi pikiran dan jiwanya jauh lantaran sibuk dengan gawai, pekerjaan, atau urusan lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa waktu berkualitas antara ayah dan anak sangat mempengaruhi kepercayaan diri, prestasi akademis, dan stabilitas emosi anak. Tidak perlu mahal. Cukup 20 menit sehari dengan bermain, ngobrol, makan bersama, atau membaca cerita. Tapi lakukan dengan hadir penuh, tanpa distraksi.
“Mungkin ada di antara kita yang merasa terlambat. Anak-anak sudah remaja, atau bahkan sudah dewasa. Kita merasa gagal. Tapi ketahuilah, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Kita tidak dituntut untuk menjadi sempurna, tapi kita dituntut untuk terus belajar. Minta maaf jika perlu. Peluk mereka," pesan Budi.
Baca Juga: Pundi-Pundi Uang Ayah Metua Luna Maya, Serpak Terjang Profesinya Tidak Main-Main
Dia mengingatkan kalau peran spiritual ayah sangat penting. Bukan hanya menyuruh, tapi juga mengajak. Bukan hanya memerintah, tapi memberi contoh.