PMPP TNI dan UNIC Gelar Journalist Boot Camp, Tekankan Peran Pasukan Perdamaian Indonesia di PBB

Jum'at, 16 Mei 2025 | 14:54 WIB
PMPP TNI dan UNIC Gelar Journalist Boot Camp, Tekankan Peran Pasukan Perdamaian Indonesia di PBB
Simulasi pasukan perdamaian Indonesia dalam misi PBB dalam Journalist Boot Camp PMPP TNI-UNIC yang berlangsung di Sentul, Bogor, Jawa Barat selama dua hari. [Suara.com/Faqih]

Suara.com - Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI) dan United Nations Information Centre (UNIC) Jakarta menggelar Journalist Boot Camp.

Kegiatan tersebut digelar di Pusat Pelatihan PMPP TNI, Sentul, Jawa Barat (Jabar) selama dua hari, yakni mulai Rabu-Kamis (14-15 Mei 2025).

Agenda perdana ini diikuti 10 jurnalis yang terpilih mengikuti kegiatan tersebut. Salah satu di antaranya merupakan Suara.com.

Direktur UNIC Jakarta, Miklos Gaspar mengatakan bahwa program yang berlangsung selama dua hari ini dirancang untuk memperdalam pemahaman publik.

Apalagi kontribusi Indonesia dalam operasi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya di misi-misi kompleks seperti di Republik Demokratik Kongo.

Indonesia sendiri, lanjut Miklos, merupakan salah satu kontributor terbesar dalam misi penjaga perdamaian PBB.

Saat ini, Indonesia menempati peringkat kelima dunia dengan 2.559 personel militer yang ditempatkan dalam delapan misi PBB.

Kegiatan boot camp ini juga memadukan pengarahan tingkat tinggi dengan latihan simulasi sepanjang hari.

Para peserta terlibat langsung dalam skenario penjaga perdamaian yang realistis, mencakup mediasi konflik, negosiasi sandera, dan bantuan kemanusiaan mencerminkan kompleksitas situasi yang dihadapi pasukan penjaga perdamaian di lapangan.

Baca Juga: Pasukan Perdamaian PBB Dihujani Tembakan di Lebanon, Dewan Keamanan Desak Gencatan Senjata!

"Inisiatif ini menjembatani pemahaman antara publik dan pasukan penjaga perdamaian dengan cara memberikan pengalaman langsung kepada jurnalis," ujar Miklos di Sentul, Bogor.

Agenda tersebut, menurut Miklos, difokuskan untuk mendorong peliputan yang mendukung perdamaian dan keamanan global.

"Ini mendorong peliputan yang akurat, etis, dan berdasarkan pemahaman mendalam atas kontribusi penting Indonesia terhadap perdamaian dan keamanan global,” katanya.

Sementara itu, komandan PMPP TNI, Mayjen Taufik Budi Santoso mengatakan, melalui boot camp ini, diharapkan publik mengetahui kesiapan Indonesia dalam misi perdamaian.

"Melalui boot camp ini, kami tidak hanya menunjukkan kesiapan dan komitmen Indonesia dalam misi perdamaian, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan media, mitra penting kami dalam menyampaikan kisah perdamaian dan pre-deployments training kali ini," katanya.

Dalam skenario yang dilakukan, kata Taufik, pihaknya mencoba mengembangkan kejadian yang di lapangan tempat misi perdamaian.

"Kami mencoba untuk mengembangkan scenario based training untuk memberikan gambaran yg lebih jelas kepada para prajurit tentang tugas-tugas di daerah misi nantinya," jelasnya.

Sementara itu, seorang jurnalis yang menjadi peserta, Gita Wiryawan menyampaikan kegiatan ini sangat menarik dan memiliki pengalaman yang sangat berharga.

Pasalnya, ia bisa melihat langsung kegiatan dan tugas Pasukan Garuda yang akan dikirim ke wilayah misi perdamaian

"Amat menarik bagi saya untuk melihat persiapan Pasukan Garuda dari dekat. Semoga pasukan Garuda dapat melaksanakan tugasnya dengan baik di Kongo nanti," kata Gita.

Usai melihat proses persiapan pasukan penjaga perdamaian, ia semakin memahami pentingnya misi ini bagi perdamaian dunia.

Meski begitu, Gita mengaku cukup khawatir dengan keberlanjutan misi perdamaian ini mengingat adanya wacana dari negara tertentu yang ingin mengurangi kontribusi pendanaan secara signifikan.

"Mudah-mudahan segera ada solusi untuk itu," jelasnya.

Untuk informasi bersama, PMPP TNI tengah menyiapkan lebih dari 1.000 prajurit ke misi perdamaian di Kongo.

Mereka menyiapkan skenario, dalam persiapan tingkat akhir sebelum Pasukan Garuda diberangkatkan ke misi perdamaian.

Dalam simulasi, kompleksitas masalah dalam sebuah misi dihadirkan termasuk konflik bersenjata, penculikan, negosiasi, penyandraan dan banyak hal lainnya.

Para wartawan, yang mengikuti bootcamp menjadi bagian dari simulasi tadi dan mengalami hal-hal tersebut.

Diharapkan, para peserta dapat menghasilkan liputan yang memberi visibilitas lebih besar terhadap kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia, sekaligus menerapkan prinsip jurnalisme yang peka terhadap konflik dan menjunjung tinggi etika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI