Dikritik KPAI, Dedi Mulyadi Lawan Balik: Harusnya Ikut Ambil Langkah Penanganan Masalah

Senin, 19 Mei 2025 | 11:17 WIB
Dikritik KPAI, Dedi Mulyadi Lawan Balik: Harusnya Ikut Ambil Langkah Penanganan Masalah
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menanggapi kritik yang disampaikan KPAI perihal program mengirim anak yang dianggap nakal ke barak. (Suara.com/Dea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

KPAI menjelaskan bahwa mayoritas anak yang dikirim ke barak melakukan kenakalan berupa bolos dan tidur di kelas.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah. [Dok. Pribadi]
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah. [Dok. Pribadi]

“Yang tertinggi bolos sekolah dan sering tidur di kelas,” kata Ketua KPAI Ai Maryati, Minggu (18/5/2025).

Padahal, target utama program ini ialah anak-anak yang melakukan tawuran. Namun, jumlah anak-anak yang melakukan tawuran dan dikirim ke barak menempati posisi ketiga.

“Ini berbeda nih, tawuran malah yang kami temukan itu terbanyak ketiga,” ujar Ai.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (16//2025), KPAI menyoroti perlunya program mengirim anak yang dianggap nakal ke barak ini agar tepat sasaran dan efektif menangani siswa bermasalah. Ai juga mempertanyakan siswa pascapendidikan di barak memang berubah perilakunya menjadi lebih baik atau justru akan mendapat tekanan karena dianggap sebagai ‘alumni’ barak.

“Salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip ini tercermin dari adanya praktik diskriminatif dan tidak dilibatkannya anak dalam proses, yang kemudian menimbulkan stigma negatif seperti label anak nakal atau anak bermasalah terhadap peserta program,” tutur Ai.

KPAI menilai perlu ada asesmen yang jelas dalam program mengirim anak yang dianggap nakal ke barak. Sebab, KPAI menekankan adanya kompleksitas dalam kategorisasi anak yang disebut nakal.

Selain itu, KPAI juga menegaskan agar pendidikan anak di barak memerlukan pedoman yang jelas agar tidak mengganggu mental anak.

“Prinsip-prinsip tersebut harus menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan yang menyangkut anak, agar mereka mendapat perlakukan sama, kebutuhan mereka menjadi prioritas, dan pendapat mereka didengar," tandas Ai Maryati.

Baca Juga: Viral! Perpisahan Sekolah di Kelab Malam, Dukungan Kepala Sekolah Jadi Sorotan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI