Desa Jadi Mesin Ekonomi: Kisah Sukses Revitalisasi Pedesaan di China

Muhammad Yunus Suara.Com
Senin, 16 Juni 2025 | 21:48 WIB
Desa Jadi Mesin Ekonomi: Kisah Sukses Revitalisasi Pedesaan di China
Desa Ideal Xiangban Sujia di distrik Jiangning, kota Nanjing provinsi Jiangsu, China pada Selasa (10/6/2025) [Suara.com/ANTARA]

Alasannya, meski kemiskinan absolut sudah tidak ada lagi di China, pembangunan diniai tidak seimbang dan lebih condong ke pusat-pusat perkotaan sehingga dapat menggagalkan program pengentasan kemiskinan secara menyeluruh.

Pemerintah Tiongkok kemudian mengamanatkan untuk menghidupkan kembali desa-desa yang total dihuni sekitar 840 juta orang (60 persen populasi).

Strategi revitalisasi pedesaan PKC termasuk juga menciptakan kondisi yang berkelanjutan di daerah pedalaman agar penduduk desa dapat mencari nafkah di tanah kelahiran mereka, dapat meningkatkan status sosial ekonomi mereka dan akhirnya membantu mendongkrak permintaan domestik.

ANTARA berkesempatan untuk mengunjungi sejumlah desa hasil revitalisasi di dua provinsi bagian Timur China yaitu Jiangsu dan Zhejiang.

Mantan pekerja tambang bernama Ge Yuande dan koleksi batunya di Desa Yucun, kecamatan Tianhuangping, kabupaten Anji, provinsi Zhejiang, China pada Jumat (13/6/2025) [Suara.com/ANTARA]
Mantan pekerja tambang bernama Ge Yuande dan koleksi batunya di Desa Yucun, kecamatan Tianhuangping, kabupaten Anji, provinsi Zhejiang, China pada Jumat (13/6/2025) [Suara.com/ANTARA]

Desa Xiangban Sujia

Desa Xiangban Sujia memiliki luas 16 hektare berada di distrik Jiangning, kota Nanjing provinsi Jiangsu dan fokus untuk wisata.

Sejak masuk dari gerbang desa, tidak terlihat suasana "khas desa di China" tapi lebih ke suasana resor modern yang penuh dengan "homestay", kafe, restoran, toko kerajinan tangan ditambah dengan kebun tanaman organik yang asri.

Direktur subdistrik Moling yang membawahi desa itu, Zhang Jing, mengatakan bahwa mereka menerima 500.000 wisatawan dengan pendapatan hampir 30 juta RMB.

Karena program revitalisasi desa, ada sekitar 30 pengusaha muda yang berbisnis di desa itu dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi hampir 100 orang penduduk desa.

Baca Juga: Dorong Ekonomi Desa, LPDB Siapkan Pembiayaan untuk 80 Kopdes Usai Terbitnya Permenkop Baru

Desa tersebut memang ditata secara apik dengan nuansa anak muda sehingga menampilkan danau Bailu di sisi kiri dan bunga-bunga mekar di sisi kanan serta panorama pegunungan dari kejauhan.

Terlebih lokasinya yang hanya butuh berkendara satu jam dari ibu kota Nanjing membuat lokasi itu menjadi salah satu pilihan untuk berlibur dan bersantai pada akhir pekan.

Seorang pengusaha kedai kopi lokal "Spark Coffee" bernama Zhang Min mengatakan ia awalnya mendirikan kedai kopi di kota Nanjing lalu kemudian pindah ke desa itu pada 2017.

Per hari, 60-80 gelas kopi terjual dari kedai kopi tersebut meski harganya lumayan "mahal" yaitu sekitar 35-38 RMB dibanding merek kopi waralaba China yang harga per gelas bisa dibanderol dengan harga 9.9 RMB.

Produk favorit "Spark Coffee" adalah kopi susu kesemek yaitu kopi susu yang dicampur dengan buah kesemek hasil dari daerah sekitar.

Desa budaya teh Huanglongxian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI