Khamenei Ejek Trump: Serangan Nuklir Gagal, AS Cuma Bisa 'Membual' untuk Tutupi Malu

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 30 Juni 2025 | 12:02 WIB
Khamenei Ejek Trump: Serangan Nuklir Gagal, AS Cuma Bisa 'Membual' untuk Tutupi Malu
Pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei. [HO/Khamanei.ir/AFP]

Suara.com - Gencatan senjata di Timur Tengah mungkin telah menghentikan sementara laju rudal, namun perang urat syaraf antara Teheran dan Washington justru semakin membara. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, melontarkan serangan verbal pedas yang ditujukan langsung kepada Presiden AS Donald Trump.

Khamenei menuduh Trump sengaja membesar-besarkan keberhasilan serangan militer AS ke fasilitas nuklir Iran, menyebutnya sebagai upaya putus asa untuk menutupi kegagalan.

"Presiden Amerika itu membual dengan cara yang luar biasa. Jelas sekali dia memang butuh membual seperti itu," sindir Khamenei melalui platform X pada Minggu (29/6).

Menurutnya, klaim bombastis Trump justru menunjukkan kelemahan. "Siapapun yang mendengarnya pasti paham ada kebenaran lain di baliknya. Mereka sebenarnya tidak bisa berbuat apa-apa, jadi mereka membesar-besarkan cerita hanya untuk menutupi kenyataan," lanjutnya.

Komentar pedas Khamenei ini merupakan balasan langsung atas klaim Trump dalam wawancara dengan Fox News, di mana ia dengan bangga menyebut serangan AS telah melumpuhkan total kemampuan nuklir Iran.

"Itu adalah 12 hari yang sangat intens—sangat, sangat intens," kata Trump.

Konflik berdarah di Timur Tengah meletus pada 13 Juni setelah Israel melancarkan serangan udara masif ke berbagai fasilitas militer, nuklir, dan sipil di Iran. Serangan awal ini menewaskan sedikitnya 606 orang dan melukai lebih dari 5.300 lainnya.

Amerika Serikat kemudian ikut terjun dengan menargetkan langsung fasilitas nuklir strategis Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan, yang memicu eskalasi konflik ke level yang sangat berbahaya.

Iran tidak tinggal diam. Serangan balasan berupa rudal dan drone diluncurkan ke wilayah Israel, yang menurut laporan Tel Aviv menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya.

Baca Juga: Dituduh Bantu Iran Rp48,6 T Untuk Nuklir, Trump Ngamuk: Siapa Bajingan di Media Berita Palsu Itu?

Pertumpahan darah ini akhirnya dihentikan melalui kesepakatan gencatan senjata yang disponsori AS dan mulai berlaku efektif pada 24 Juni.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI