Suara.com - Tragedi yang menimpa diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (39), telah menjadi perhatian publik di seluruh Indonesia.Ditemukan tewas dengan wajah terlakban di kamar kosnya, kasus ini meninggalkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Publik pun dibuat penasaran dengan berbagai misteri yang melingkupinya. Inilah lima pertanyaan terbesar yang harus dipecahkan dalam kasus ini.
1. Apa Sebenarnya Isi Kantong Plastik Hitam Itu?
Ini mungkin pertanyaan paling visual dan mengganggu dari rekaman CCTV. Sesaat sebelum terakhir kali terlihat hidup, Arya terekam kamera keluar dari kamarnya hanya untuk membuang sebuah kantong plastik hitam.
Ia kembali dengan tangan kosong satu menit kemudian. Apa isi benda itu? Apakah itu sampah biasa yang tidak relevan, atau sebuah barang bukti krusial yang sengaja ia singkirkan? Menemukan kantong plastik itu dan isinya bisa menjadi titik balik dalam penyelidikan ini.
2. Mengapa Harus Menggunakan Lakban?
Metode kematian ini sangat tidak biasa dan brutal. Lakban yang melilit kepala adalah cara yang menyiksa dan meninggalkan banyak jejak.
Jika ini adalah kasus bunuh diri, mengapa memilih cara yang begitu rumit dan menyakitkan? Jika ini pembunuhan, apa pesan yang ingin disampaikan oleh pelaku dengan menggunakan lakban? Apakah tujuannya murni untuk membunuh, atau ada unsur penyiksaan dan intimidasi yang ingin ditunjukkan?
3. Bagaimana Mungkin Pintu Terkunci dari Dalam?
Fakta bahwa pintu kamar terkunci dari dalam adalah inti dari misteri ini. Hal ini memaksa penyelidik untuk mempertimbangkan dua jalur utama: bunuh diri atau pembunuhan yang sangat rapi.
Baca Juga: Rekaman CCTV Ungkap 5 Gerak-gerik Mencurigakan Arya Daru Sebelum Ditemukan Tewas
Polisi harus bisa memastikan apakah ada cara bagi seseorang untuk mengunci pintu dari luar agar terlihat terkunci dari dalam, atau apakah memang Arya adalah satu-satunya orang yang mengunci pintu itu untuk terakhir kalinya.
4. Siapa Pemilik Sidik Jari di Lakban Selain Korban?
Ini adalah pertanyaan yang paling menentukan. Wakasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono, mengonfirmasi bahwa polisi tengah melakukan pemeriksaan ahli forensik dan CCTV.
Polisi juga dilaporkan menemukan sidik jari korban pada lakban tersebut.
Pertanyaan kuncinya adalah: apakah HANYA ada sidik jari korban? Jika ditemukan sidik jari orang lain yang tidak dapat dijelaskan keberadaannya, maka kasus ini akan mengarah kuat pada dugaan pembunuhan.
Sebaliknya, jika hanya ada sidik jari Arya, maka teori bunuh diri yang kompleks menjadi lebih mungkin.