Suara.com - Sebuah kenyataan pahit yang lebih mengerikan dari film thriller terungkap dari markas Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Ini bukan sekadar kasus kriminal biasa, melainkan sebuah jaringan kejahatan terorganisir yang memperdagangkan nyawa tak berdosa, mengubah bayi-bayi mungil menjadi komoditas untuk dijual ke luar negeri.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar telah membongkar sebuah sindikat penjual bayi lintas negara yang beroperasi dengan sangat rapi dan keji.
Sebanyak 12 tersangka kini berada di balik jeruji besi. Dari pengakuan mereka, terkuaklah sebuah sistem busuk yang akan membuat siapa pun mengelus dada.
Berikut adalah 8 fakta mengerikan di balik operasi jaringan iblis ini yang dikutip dari ANTARA.
1. Skala Operasi Mengerikan: 24 Nyawa Telah Diperdagangkan
Ini bukanlah kasus percobaan. Sindikat ini telah berhasil menjalankan operasinya berulang kali. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan, mengungkapkan fakta yang paling mengejutkan: sedikitnya 24 bayi telah menjadi korban dan berhasil dijual oleh jaringan ini.
"Kami mendapatkan keterangan bahwa tersangka sudah pernah mengambil sebanyak 24 bayi,” kata Surawan. Angka ini menunjukkan betapa masif dan berbahayanya jaringan ini.
2. Dijual Sejak Dalam Kandungan: Modus Operandi Terstruktur
Baca Juga: Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Masih Tinggi, Jauh dari Target SDGs
Jaringan ini bekerja layaknya sebuah perusahaan kejahatan. Mereka memiliki divisi dengan peran yang sangat spesifik.
Ada yang bertugas sebagai perekrut, mendekati para ibu hamil atau orang tua yang rentan secara ekonomi. Ada penampung yang merawat bayi setelah lahir, pembuat dokumen palsu yang menciptakan akta lahir dan paspor, hingga kurir yang bertugas mengirim "paket" nyawa ini ke luar negeri.
"Bahkan penjualan sampai sebelum lahir, yaitu dari kandungan kemudian ada penampungnya," ujar Surawan.
3. Harga Satu Nyawa Bayi: Setara Harga Ponsel Flagship Bekas
Fakta paling miris dari kasus ini adalah nilai yang mereka pasang untuk satu nyawa bayi. Para tersangka menjual bayi-bayi ini dengan harga antara Rp11 juta hingga Rp16 juta per bayi.
Harga yang sangat murah untuk sebuah kehidupan manusia, menunjukkan betapa rendahnya moral para pelaku yang hanya melihat bayi-bayi ini sebagai sumber keuntungan instan.
4. Rute Penyelundupan Lintas Negara: Jabar-Jakarta-Pontianak-Singapura
Untuk mengelabui aparat, sindikat ini menggunakan rute penyelundupan yang terencana. Bayi-bayi yang mayoritas berasal dari Jawa Barat tidak langsung dikirim ke Singapura.
Mereka lebih dulu dibawa ke tempat penampungan di Bandung, lalu dipindahkan ke Jakarta, kemudian diterbangkan ke Pontianak, Kalimantan Barat, sebagai titik transit terakhir sebelum menyeberang ke negara tujuan, Singapura.
5. Berawal dari Satu Laporan Penculikan Anak
Terbongkarnya jaringan raksasa ini berawal dari sebuah laporan yang tampak sederhana: laporan penculikan anak di wilayah Bandung.
Dari satu laporan inilah, tim Ditreskrimum Polda Jabar mulai menarik benang merah, yang ternyata terhubung ke sebuah gulungan kasus yang jauh lebih besar dan lebih terorganisir dari yang pernah dibayangkan.
"Kasus ini berawal dari laporan salah satu orang tua di mana ada penculikan anak," kata Surawan.
6. Aksi Penyelamatan Dramatis: 6 Bayi Berhasil Diamankan
Di tengah kengerian ini, ada secercah harapan. Polisi berhasil bertindak cepat dan menyelamatkan enam bayi yang sudah siap untuk "dikirim".
Lima bayi berhasil diamankan di Pontianak, yang merupakan gerbang terakhir sebelum ke Singapura, dan satu bayi lainnya diamankan di Tangerang.
"Seluruh bayi tersebut saat ini berada di bawah penanganan Polda Jabar," kata Kombes Hendra Rochmawan, Kabid Humas Polda Jabar.
7. Perburuan Lintas Negara: Polda Jabar Gandeng Interpol
Kasus ini tidak akan berhenti di 12 tersangka. Polda Jabar menyadari bahwa jaringan ini bersifat internasional.
Untuk menelusuri korban-korban lain yang mungkin sudah berada di Singapura dan membongkar jaringan pembeli di sana, mereka akan bekerja sama dengan Kepolisian Internasional (Interpol).
"Saat ini kita masih pengembangan terkait dengan bayi-bayi yang ada di Singapura. Nanti kita akan bekerja bersama dengan Interpol,” tegas Surawan.
8. Nasib Para Bayi yang Selamat: Kini dalam Perawatan Medis
Lalu bagaimana nasib enam bayi yang berhasil diselamatkan? Polisi memastikan mereka mendapatkan penanganan terbaik.
Saat ini, bayi-bayi mungil tersebut dititipkan di Rumah Sakit Sartika Asih Bandung untuk menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan mendapatkan perawatan yang layak setelah melalui perjalanan traumatis di tangan para sindikat.