CEK FAKTA: Viral Tentara Israel Dukung Kemerdekaan Papua, Benarkah?

Riki Chandra Suara.Com
Rabu, 23 Juli 2025 | 17:38 WIB
CEK FAKTA: Viral Tentara Israel Dukung Kemerdekaan Papua, Benarkah?
lustrasi tentara Israel di Gaza. [Dok. Istimewa]

Suara.com - Beredar sebuah video viral di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa tentara Israel dukung kemerdekaan Papua.

Video ini diunggah akun bernama Apinus Jangkup pada Selasa (15/7/2025), disertai narasi provokatif.

“PAPUA MERDEKA FREEDOM PAPUA, FREEDOM PAPUA, FREEDOM PAPUA” serta takarir “FWP ISRAEL DUKUNG!” begitu narasi yang beredar.

Unggahan tersebut mendapat perhatian luas dari warganet. Hingga Rabu (23/7/2025), video tersebut telah ditonton puluhan ribu kali, mendapatkan lebih dari 29 ribu tanda suka dan 1.900 komentar.

Hoaks Tentara Israel dukung Kemerdekaan Papua. [Dok. Turnbackhoax]
Hoaks Tentara Israel dukung Kemerdekaan Papua. [Dok. Turnbackhoax]

Namun, benarkah video tersebut menampilkan dukungan nyata dari militer Israel terhadap kemerdekaan Papua?

Tim Cek Fakta TurnBackHoax melakukan analisis terhadap video tersebut. Pemeriksaan dimulai dengan menganalisis audio konten menggunakan teknologi deteksi AI, yaitu detect.resemble.ai.

Hasilnya, ditemukan bahwa suara dalam video bukanlah suara asli, melainkan hasil rekayasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Selain itu, tim Mafindo juga menemukan adanya tulisan “Veo” di dalam video. Kata “Veo” merujuk pada teknologi AI generatif video besutan Google yang dapat menciptakan video sintetis secara realistis.

Lebih lanjut, kata kunci “tentara Israel dukung kemerdekaan Papua” juga ditelusuri di Google. Hasil pencarian tidak menunjukkan adanya pernyataan resmi, video asli, ataupun pemberitaan media kredibel yang mengonfirmasi dukungan tentara Israel terhadap gerakan Papua Merdeka.

Kesimpulan

Klaim yang menyebutkan bahwa tentara Israel dukung kemerdekaan Papua merupakan informasi palsu atau konten fabrikasi. Video yang beredar adalah hasil manipulasi berbasis teknologi AI dan tidak memiliki dasar fakta maupun bukti resmi.

Masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam membagikan informasi, terlebih jika bersifat sensitif dan berpotensi memicu perpecahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI