Suara.com - Pemerintah Indonesia kembali menyoroti game online Roblox yang belakangan ramai dimainkan anak-anak. Game ini dinilai mengandung unsur kekerasan yang bisa berdampak negatif terhadap perkembangan psikologis anak.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, bahkan secara tegas mengimbau agar siswa tidak memainkan Roblox.
Ia menilai anak-anak belum sepenuhnya mampu membedakan dunia nyata dan dunia simulasi, sehingga berisiko meniru adegan kekerasan yang ada di dalam game.
Senada dengan itu, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut pemerintah siap mengambil langkah tegas, termasuk pemblokiran, jika terbukti ada konten yang membahayakan.
"Kalau memang kita merasa sudah melewati batas, apa yang ditampilkan di situ mempengaruhi perilaku dari adik-adik kita, ya tidak menutup kemungkinan (diblokir)," tegas Prasetyo.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun tak tinggal diam.
Mereka melakukan evaluasi harian terhadap berbagai platform digital, termasuk Roblox. Fokusnya adalah memantau potensi konten yang mengandung kekerasan, ujaran kebencian, atau materi lain yang dianggap destruktif.
Sebagai informasi, ini bukan kali pertama Roblox berada di ujung tanduk.
Pada pertengahan 2022, game ini sempat terancam diblokir karena belum mendaftarkan diri sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat sesuai aturan Kominfo.
Baca Juga: Terancam Diblokir di Indonesia, Apa Menariknya Roblox Dibanding FF Dan Mobile Legends?
Saat itu, Roblox akhirnya melakukan pendaftaran sebelum tenggat waktu dan berhasil lolos dari pemblokiran.
Waspada Dampaknya
Roblox memang menjadi favorit banyak anak karena konsepnya yang memungkinkan pemain membuat dan memainkan game buatan sendiri. Namun, di balik kreativitas itu, sejumlah game di dalamnya justru mengandung unsur kekerasan hingga konten tak layak anak.
Para orang tua pun diminta lebih waspada dan aktif mengawasi aktivitas digital anak, demi menjaga tumbuh kembang serta kesehatan mental mereka.
Reporter : Maylaffayza Adinda Hollaoena