Suara.com - Jagat maya Indonesia kembali bergemuruh. Kali ini, pemicunya adalah "dialog" tak terduga antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Sebuah pernyataan keras dari Presiden Prabowo untuk membereskan "aktor-aktor yang memiskinkan rakyat" disambut dengan respons cerdas dan tajam dari Susi Pudjiastuti di media sosial, memicu gelombang diskusi dan spekulasi di kalangan netizen.
Momen ini sontak menjadi trending topic, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendambakan gebrakan nyata dalam pemberantasan korupsi dan perbaikan ekonomi.
Interaksi ini bukan sekadar adu retorika, melainkan dipandang sebagai sinyal kuat akan arah kebijakan pemerintah ke depan.
Presiden Prabowo Nyatakan Perang
Dalam sebuah acara kenegaraan pada 10 Agustus 2025, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan yang membakar semangat publik.
Dengan nada tegas, ia berjanji akan menindak tanpa pandang bulu pihak-pihak yang selama ini mengeruk kekayaan negara dan menjadi biang keladi kemiskinan.
"Saya tidak akan mundur menghadapi koruptor. Mereka harus mengerti, saya rela mati demi membela bangsa ini. Saya tidak takut mafia manapun," ujar Prabowo dalam sebuah kesempatan, sebuah sentimen yang ia gaungkan kembali dalam pernyataan terbarunya.[1][2][3] Pernyataan ini secara spesifik menargetkan "aktor-aktor" yang secara sistematis menghambat kemajuan dan menahan kesejahteraan rakyat.
Meski tidak menyebutkan secara spesifik siapa "aktor" yang dimaksud, publik langsung menerjemahkannya sebagai sinyal perang terhadap para koruptor, mafia proyek, hingga kartel bisnis yang selama ini bermain di balik layar.
Baca Juga: Bikin Gebrakan Politik, Ini Sederet Catatan Hasil Rakernas NasDem di Makassar!
Pernyataan ini sejalan dengan janji kampanyenya untuk memberantas korupsi hingga ke akarnya, sebuah masalah kronis yang terus menggerogoti bangsa.
Tak butuh waktu lama bagi Susi Pudjiastuti, figur yang dikenal dengan keberanian dan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos, untuk merespons.
Melalui akun X (dulu Twitter) miliknya, @susipudjiastuti, ia memberikan dukungan, namun dengan sebuah tantangan yang menusuk.
"Kami dukung Bapak, bila mereka tidak berubah; Bapak sebutkan namanya/ dan tunjukan orangnya," cuit Susi, yang kemudian ditutup dengan emoji bola lampu dan memoji khas dirinya.
Cuitan singkat ini langsung meledak.
Netizen melihatnya sebagai representasi suara rakyat: dukungan penuh akan diberikan, asalkan tidak berhenti di level retorika.
Tantangan "sebutkan namanya dan tunjukan orangnya" menjadi inti dari kegelisahan publik yang sudah lelah dengan janji-janji pemberantasan korupsi tanpa eksekusi yang jelas.
Gaya komunikasi Susi yang blak-blakan dan berani memang sudah lama melekat pada citranya.
Sejak tidak lagi menjabat, ia kerap menjadi suara kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat, mulai dari isu ekspor benih lobster hingga pasir laut.
Responsnya kali ini dianggap sangat strategis—mendukung niat baik Presiden, sekaligus menagih bukti keseriusan.
Korupsi: Musuh Bebuyutan yang Tak Kunjung Tumbang
Janji Presiden Prabowo dan tantangan dari Susi Pudjiastuti menjadi sangat relevan jika melihat data. Menurut Transparency International Indonesia (TII), Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia pada tahun 2024 memang menunjukkan kenaikan 3 poin menjadi 37/100.
Namun, skor ini masih jauh di bawah rata-rata global dan menempatkan Indonesia pada kategori negara yang dipersepsikan korup.
Bahkan, skor IPK pada tahun 2023 sempat stagnan di angka 34, sama seperti saat awal pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2014, yang oleh sebagian pihak dianggap sebagai kemunduran.[13] Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi menghadapi tantangan yang sangat serius dan memerlukan kemauan politik yang luar biasa kuat.
"Aktor pemiskin rakyat" yang disinggung Presiden Prabowo bisa merujuk pada banyak hal, mulai dari praktik suap dalam perizinan, konflik kepentingan pejabat, hingga mafia di sektor-sektor vital seperti pangan, energi, dan sumber daya alam.
Bola Panas di Tangan Presiden: Berani Sebut Nama?
Kini, bola panas ada di tangan pemerintah. Dukungan publik mengalir deras, namun diiringi ekspektasi yang sangat tinggi. Tantangan Susi Pudjiastuti telah mengubah pernyataan Presiden Prabowo dari sekadar pidato menjadi sebuah janji yang akan terus ditagih.
Pertanyaannya, akankah pemerintah berani "menyebutkan nama dan menunjukkan orangnya"? Langkah tersebut tentu memiliki risiko politik yang besar, karena bisa jadi "aktor" yang dimaksud memiliki pengaruh kuat di lingkaran kekuasaan.
Namun, keberanian untuk membongkar dan menindak mereka hingga tuntas akan menjadi warisan terbesar pemerintahan Prabowo Subianto.
Publik, terutama anak muda, akan terus mengawal janji ini melalui media sosial. Mereka tidak lagi mudah terbuai oleh slogan, melainkan menuntut aksi dan transparansi nyata.
Bagaimana menurutmu? Apakah seruan Presiden Prabowo ini hanya angin surga atau bakal ada gebrakan nyata? Dan setuju nggak sama respons cerdas Bu Susi? Tuliskan pendapatmu di kolom komentar!