Viral Pengajian Umi Cinta di Bekasi: Bayar Rp1 Juta Masuk Surga, Istri Lawan Suami, Anak Durhaka?

Chandra Iswinarno Suara.Com
Rabu, 13 Agustus 2025 | 07:24 WIB
Viral Pengajian Umi Cinta di Bekasi: Bayar Rp1 Juta Masuk Surga, Istri Lawan Suami, Anak Durhaka?
Warga Perumahan Dukuh Zamrud, Mustikajaya, Bekasi, Jawa Barat (Jabar) membentangkan spanduk berisi tanda tangan warga yang menolak Pengajian Umi Cinta karena dianggap meresahkan warga. [Tangkapan layar X]

Suara.com - Aktivitas satu kelompok keagamaan di Perumahan Dukuh Zamrud, Mustikajaya, Bekasi, Jawa Barat (Jabar) membuat warga sekitar resah.

Pasalnya, kegiatan keagamaan menimbulkan polemik setelah terungkapnya dugaan praktik kontroversial.

Kelompok yang dipimpin oleh perempuan berinisial PY, yang dikenal sebagai "Umi Cinta", disebut-sebut menjanjikan surga bagi anggota yang bersedia memberikan infak sebesar Rp 1 juta.

Informasi ini pertama kali mengemuka dari pengakuan seorang mantan anggota dan dengan cepat menyebar di kalangan warga, memicu keresahan yang mendalam.

Seorang tokoh agama setempat, AB (54), membenarkan adanya keterangan tersebut.

"Ada (keterangan) kalau mau masuk surga dibayar Rp 1 juta," kata AB mengutip akun Instagram jabodetabek.terkini.

Dugaan ini memperkeruh situasi yang sebelumnya sudah tegang akibat kegiatan yang dianggap eksklusif dan tertutup.

Warga yang awalnya menerima kehadiran kelompok tersebut mulai berubah sikap setelah mendengar pengakuan dari mantan pengikut.

Selain iming-iming jaminan surga, warga juga mengeluhkan dampak sosial yang ditimbulkan.

Baca Juga: Apa Itu Suluk? Viral Jamaah Sholat dengan Wajah Ditutup Kain, Dikira Aliran Sesat

AB mencontohkan adanya perubahan perilaku drastis pada anggota kelompok, termasuk kasus istri yang menjadi berani menentang suami hingga mengancam perceraian, serta anak-anak yang tidak lagi patuh pada orang tua.

Kegiatan yang telah berjalan selama delapan tahun ini juga tidak memiliki izin resmi dari lingkungan RT dan RW.

"lya enggak ada izin lingkungan RT dan RW," ujarnya.

Rutinitas pertemuan setiap akhir pekan tersebut diikuti sekitar 70 orang. Bahkan, sering kali menyebabkan kemacetan akibat parkir liar.

Puncak dari keresahan warga dengan digelarnya aksi unjuk rasa pada Minggu (10/8/2025).

Mereka membentangkan spanduk penolakan di depan rumah yang menjadi pusat kegiatan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI