Di sisi lain, para penonton tampak sangat terhibur, tertawa terbahak-bahak melihat perjuangan para "atlet lamun" di depan mereka.
Lomba ini bukan sekadar ajang lucu-lucuan. Secara tidak langsung, ia menjadi cerminan dari sebuah "keahlian" yang dimiliki banyak orang di era modern yakni kemampuan untuk sejenak melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan.
Jika biasanya melamun dianggap sebagai tanda kemalasan, di Desa Muara Kaman Ulu, kemampuan untuk melamun dengan fokus tingkat tinggi justru dihargai dan dirayakan.
Di tengah gempuran berita politik yang panas dan tekanan hidup sehari-hari, lomba melamun ini menjadi oase yang menyegarkan di linimasa media sosial.
Ini adalah bukti kreativitas tanpa batas dari masyarakat Indonesia dalam merayakan hari kemerdekaan mereka.
Aksi ini menunjukkan bahwa semangat 17-an tidak melulu soal fisik dan kecepatan, tetapi juga tentang ketahanan mental, komunitas, dan yang terpenting, kemampuan untuk tertawa bersama.
Kini, pertanyaan terbesarnya adalah, siapakah yang berhasil menjadi juara?
Sosok dengan mental paling kuat yang mampu bertahan dari godaan selama satu jam penuh itu kini dinobatkan sebagai "Master Lamun" di desanya.
Baca Juga: 7 Ide Lomba Unik 17 Agustus 2025, Bisa Bikin Warga Ngakak Bareng