Ia adalah produk dari politik lokal Aceh yang sangat khas, di mana isu identitas dan sejarah perjuangan selalu menjadi bara dalam sekam.
Pernyataan Zulfadhli ini melahirkan satu pertanyaan terbesar yang kini diperdebatkan di seluruh negeri: apakah ia tulus, atau ini hanya sebuah taktik politik?
Apapun motifnya, Zulfadhli kini telah menempatkan dirinya di pusat perhatian publik.
Ia akan menghadapi tekanan hebat dari Jakarta, sekaligus berpotensi dielu-elukan sebagai pahlawan oleh sebagian rakyat Aceh.
Nasibnya, dan mungkin juga nasib Aceh, kini berada di ujung tanduk.
Menurut Anda, apakah langkah Zulfadhli adalah sebuah keberanian atau justru sebuah blunder fatal?
Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!