-
Pemerintah mengusulkan pesawat pulang haji dimanfaatkan untuk mengangkut turis Arab Saudi dan kargo.
-
Ada ketimpangan besar: 3 juta WNI ke Arab Saudi, hanya 120 ribu sebaliknya.
-
Pemerintah akan promosikan pariwisata dan mendorong Perpres untuk perkuat ekonomi haji.
Suara.com - Pemerintah, melalui Kementerian Haji (Kemenhaj), mengusulkan agar pesawat carter yang pulang dari Arab Saudi setelah mengangkut jemaah haji tidak kembali dalam keadaan kosong. Pesawat tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk membawa wisatawan asal Arab Saudi atau kargo ke Indonesia guna memperkuat ekosistem ekonomi haji.
Wakil Menteri Haji (Wamenhaj), Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan adanya ketimpangan besar dalam arus perjalanan antara kedua negara. Setiap tahun, sekitar 3 juta WNI berangkat ke Arab Saudi untuk haji dan umrah, sementara wisatawan dari Arab Saudi yang datang ke Indonesia hanya sekitar 120 ribu orang.
"Oleh sebab itu, kami mendorong Kementerian Pariwisata untuk melakukan promosi wisata di wilayah Arab Saudi," ujar Dahnil saat Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Untuk merealisasikan hal tersebut, Kemenhaj telah membentuk satuan tugas (task force) bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Rencananya, negosiasi dengan pihak Kementerian Pariwisata dan Kementerian Haji Arab Saudi akan dilakukan pada November mendatang.
Lebih dari itu, penguatan ekosistem ekonomi haji juga akan melibatkan Kemenko Pangan dan Kemenko Perekonomian. Kolaborasi lintas kementerian ini bertujuan untuk mendorong penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Ekosistem Ekonomi Haji.
"Perpres ini diharapkan dapat mempermudah koordinasi antarlembaga dan mengakselerasi program ekonomi haji, termasuk rencana 'Kampung Haji'," pungkas Dahnil. (Antara)