- KPK menggeledah rumah dinas Plt Gubernur Riau, Sofyan Franyata Hariyanto, pada hari Senin untuk penyidikan korupsi.
- Penggeledahan ini terkait penyidikan dugaan pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemprov Riau setelah OTT November.
- Abdul Wahid (mantan Gubernur Riau) dan dua orang lainnya ditetapkan tersangka pasca-operasi tangkap tangan sebelumnya.
Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah dinas Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Sofyan Franyata Hariyanto (SFH) pada Senin.
“Benar, tim sedang melakukan giat penggeledahan di rumah dinas SFH selaku Plt. Gubernur Riau,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, seperti dikutip dari Antara, Senin.
Budi menjelaskan, penggeledahan tersebut dilakukan dalam rangka penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan mantan Gubernur Riau Abdul Wahid (AW).
“Penggeledahan terkait penyidikan perkara dugaan tindak pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, yang bermula dari kegiatan tertangkap tangan pada awal November lalu,” jelasnya.
Sebelumnya, pada 3 November 2025, KPK mengonfirmasi telah menangkap Abdul Wahid selaku Gubernur Riau bersama delapan orang lainnya dalam operasi tangkap tangan (OTT). Sehari berselang, pada 4 November 2025, KPK juga mengonfirmasi Tenaga Ahli Gubernur Riau Dani M. Nursalam menyerahkan diri kepada lembaga antirasuah tersebut.
Pada tanggal yang sama, KPK menyatakan telah menetapkan sejumlah tersangka pasca-OTT tersebut, meski belum merinci identitasnya kepada publik. Baru pada 5 November 2025, KPK mengumumkan penetapan Abdul Wahid (AW), Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPRPKPP) Riau M. Arief Setiawan (MAS), serta Tenaga Ahli Gubernur Riau Dani M. Nursalam (DAN) sebagai tersangka.
Ketiganya diduga terlibat dalam kasus pemerasan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau tahun anggaran 2025. Hingga kini, KPK masih terus mendalami perkara tersebut dan membuka peluang pengembangan penyidikan terhadap pihak-pihak lain.