Tren Kendaraan Listrik Momentum Transformasi Industri Otomotif Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 24 Januari 2021 | 05:35 WIB
Tren Kendaraan Listrik Momentum Transformasi Industri Otomotif Indonesia
Mobil listrik Lexus UX 300e yang mengandalkan baterai Lithium Ion berkapasitas 54,3 kWh. [Dok Lexus Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Investasi dari hulu ke hilir ini akan memiliki dampak yang sangat positif bagi perekonomian Indonesia. Pabrik Hyundai Motor saja akan mempekerjakan 23.000 orang untuk pabrik barunya.

Indonesia memiliki peluang yang sangat tinggi untuk meningkatkan nilai tambah barang tambangnya. Seiring dengan kebutuhan industri sel baterai untuk mengurangi kandungan kobalt yang telah menjadi terlalu mahal, peran nikel akan semakin penting di dalam industri mobil listrik.

Dengan cadangan nikel yang besar, Indonesia memiliki daya tarik yang tinggi bagi produsen sel baterai dan mobil listrik global.

Kedatangan investor-investor ini seolah menjawab keinginan Indonesia untuk melakukan transformasi ekonomi melalui investasi asing dan peningkatan nilai ekspor.

Indonesia tidak hanya memerlukan investasi asing untuk mendapatkan kapital atau modal untuk pembangunan di dalam negeri, namun juga menggunakan teknologi mereka.

Dorongan untuk meningkatkan nilai ekspor dari nikel ke sel baterai dan bahkan mobil listrik, akan membantu mengamankan nilai tukar rupiah dan neraca pembayaran atau transaksi antarnegara.

Memanfaatkan pasar dunia

Untuk menaikkan posisi Indonesia di dalam rantai pasok global, pemerintah harus memastikan bahan baku lain untuk industri mobil listrik dapat dipasok dengan cepat, mudah dan murah. Ini penting untuk menjaga produk Indonesia tetap kompetitif di pasar global.

Belajar dari permasalahan di otomotif konvensional, kebutuhan bahan baku adalah salah satu permasalahan yang mengakibatkan Indonesia kalah bersaing dibandingkan Thailand.

Baca Juga: BPPT Berambisi Bangun Motor Penggerak Kendaraan Listrik

Industri sel baterai dan mobil listrik memiliki rantai pasok yang lebih kompleks dibandingkan otomotif konvensional. Ini karena beberapa kebutuhan penting seperti semikonduktor atau bahan penghantar listrik yang tidak dapat dipasok dari dalam negeri saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI