![Kawasan industri di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan Maluku Utara, akan produksi baterai mobil listrik, sedang memasuki tahap konstruksi akhir [ANTARA/Abdul Fatah/am]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/24/17678-lokasi-produksi-baterai-mobil-listrik-di-malut.jpg)
Problemnya di Indonesia, lanjut Pranoto adalah bagaimana mengembangkan manufaktur nasional, sehingga bisa mendorong industri yang menghasilkan produk yang atraktif bagi konsumen dan harga yang kompetitif dengan produk asing.
Selain itu, dukungan insentif dari pemerintah juga penting, soal pemotongan pajak kendaraan, atau insentif non materiil seperti pengecualian nomor ganjil-genap bagi EV.
“Dengan harga yang kompetitif dan dukungan kemudahan lainnya, menjadikan minat masyarakat untuk membelinya akan lebih baik,” kata Pranoto.
Direktur Hyundai Tri Wahono menyambung, masyarakat butuh diedukasi lebih dalam soal EV agar tidak ada resistensi.
Bagaimana dampak penggunaan EV terhadap lingkungan dan ekonomi nasional. Hal ini mengingat negara-negara di Asia Tenggara belum ada yang bergerak.
“Kita jadi punya kesempatan untuk menjadi pionir, menjadi pemain utama yang memiliki supply chain yang kuat dari hulu ke hilir,” tegas Tri.