"Sebelum insentif berlangsung pada April 2023, sebenarnya sambutan kendaraan listrik sangat positif, dan ketika kebijakan berlangsung ada peningkatan. Sedikitnya dua kali lipat sejak awal tahun dan terus tumbuh positif untuk Ioniq 5," tandas Uria Simanjuntak.
Astrid Ariani Wijana menambahkan, dengan fasilitas insentif yang sejauh ini baru diberikan untuk dua pabrikan dengan ketentuan produk diproduksi di Indonesia serta memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang cukup, Hyundai mengalami peningkatan dalam permintaan kendaraan listrik.
"Biasanya kalau dulu mungkin kami cuma bisa delivery 200-300 unit, sekarang average tiap bulan di angka lebih dari 700 unit ke seluruh Indonesia," ujarnya.
Peningkatan ini adalah kabar gembira, namun di sisi lain merupakan tantangan. Karenanya ketika regulasi digulirkan, komitmen pertama dari Hyundai adalah meningkatkan kapasitas produksi untuk mengakomodasi peningkatan permintaan yang harus dipenuhi.
Sehingga Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) berkomitmen untuk menambah kapasitas produksi kendaraan listrik bersubsidi hingga 1.000 unit per bulan agar bisa memenuhi distribusi ke seluruh Indonesia.
Selain itu, disebutkan Hyundai akan meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik hingga 250 persen pada 2024.
Saat ini kapasitas atau kemampuan produksi mobil listrik di HMMI Cikarang, Jawa Barat, mencapai 20.000 per tahun dan akan ditingkatkan menjadi 70.000 unit mobil listrik di 2024.