Riset: Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Bergantung Infrastruktur Pengisian Baterai

Kamis, 06 Juni 2024 | 18:42 WIB
Riset: Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Bergantung Infrastruktur Pengisian Baterai
Ilustrasi kendaraan listrik [Foto: ANTARA]

Suara.com - Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan kebutuhan transportasi yang tinggi, telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan terhadap adopsi kendaraan listrik (EV) dalam beberapa tahun terakhir. 

Namun demikian, isu baterai dan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik menjadi hambatan terbesar pertumbuhan industri kendaraan listrik di tanah air.

Dalam riset yang dilakukan Populix, dengan tajuk “Electric Vehicle Dynamics: Unveiling Consumer Perspectives and Market Insights” menunjukan bahwa kekhawatiran dengan sisa baterai selama perjalanan (65%), kapasitas jarak tempuh terbatas (61%), dan tidak semua bengkel menerima perbaikan meskipun kerusakannya non-listrik (49%). 

Selain itu, keterbatasan infrastruktur atau fasilitas charging (43%) dan lokasi stasiun pengisian daya yang masih sedikit dan cenderung jauh (42%) juga menjadi tantangan yang dihadapi konsumen dalam menggunakan kendaraan listrik.

"Seiring dengan berkembangnya pasar kendaraan listrik (EV) di Indonesia, kolaborasi antara regulator dan produsen EV menjadi semakin krusial untuk mengatasi tantangan yang mendasar seperti aksesibilitas, jarak tempuh, biaya, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang menghambat integrasi kendaraan listrik bagi mobilitas konsumen sehari-hari," ujar Timothy Astandu, CEO Populix, di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Dinamika Penggunaan Kendaraan Listrik

Pengisian daya kendaraan listrik paling nyaman dilakukan di rumah (59%), sementara stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) hanya digunakan oleh 15% responden. 

Lokasi penukaran baterai kendaraan listrik yang paling populer adalah lokasi brand resmi (78%) diikuti oleh stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) (42%).

Frekuensi penggunaan SPKLU atau SPBKLU bervariasi dimana 55% melakukan pengisian daya di tempat tersebut setidaknya satu kali seminggu dan bahkan sebagian kecil menggunakannya setiap hari. 

Baca Juga: Baterai Mobil Listrik Ternyata Alami Penurunan Setelah Pemakaian Tiga Tahun

VP of Research Populix Indah Tanip menjelaskan bahwa saat ini pembelian kendaraan listrik masih didorong kuat oleh program-program promosi. 

Adapun bentuk promosi yang paling disukai oleh konsumen mencakup diskon khusus dari produsen seperti potongan harga atau cashback (65%), garansi baterai atau unit (65%).

"Subsidi pemerintah dalam bentuk diskon atau insentif langsung 57 persen, serta penawaran paket spesial selama periode tertentu di 43 persen," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI