Suara.com - Dominasi puluhan tahun pabrikan Jepang di segmen mobil murah Indonesia berada di ujung tanduk.
Kehadiran Geely Livan Smurf seharga Rp 80 jutaan adalah bukti bahwa strategi "perang harga" mobil listrik China telah dimulai, dan ini bisa mengubah peta persaingan otomotif nasional selamanya.
Selama bertahun-tahun, pasar otomotif entry-level di Indonesia adalah zona nyaman yang hampir tak tersentuh bagi pabrikan Jepang.
Nama-nama besar seperti Toyota, Daihatsu, dan Honda telah membangun benteng yang kokoh melalui program Low Cost Green Car (LCGC), menciptakan ekosistem di mana harga terjangkau identik dengan merek mereka.
Namun, ketenangan ini kini terusik oleh genderang perang yang ditabuh dari Tiongkok.
Strategi ofensif pabrikan China kini berjalan dengan serangan dua arah yang sangat terkoordinasi.

Di satu sisi, BYD bersiap menyerang dari segmen harga Rp 200 jutaan melalui calon kuatnya, BYD Atto 1 (Seagull), menantang langsung level atas dari LCGC.
Di sisi lain, Geely melalui Livan Smurf melancarkan serangan kejutan dari segmen paling dasar, yaitu di bawah Rp 100 juta, sebuah teritori harga yang belum pernah terbayangkan untuk sebuah mobil listrik empat pintu sebelumnya.
Kemunculan Livan Smurf bukan lagi sekadar soal produk baru, melainkan sebuah peristiwa yang memicu efek domino di seluruh industri.
Baca Juga: Mobil Listrik China Makin Mudah Dibeli, Konsumen Bisa Pesan Langsung ke Negara Asal
Tekanan Luar Biasa pada Pabrikan Jepang
![Pengunjung mengamati mobil listrik Daihatsu Ayla EV yang dipamerkan pada ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (13/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/14/11041-giias-2022-daihatsu-ayla-ev-mobil-listrik.jpg)
Apa yang akan dilakukan oleh Toyota, Daihatsu, dan Honda?
Mereka kini dihadapkan pada dilema strategis: mempertahankan hegemoni mesin bensin yang menguntungkan, atau terpaksa mempercepat pengembangan mobil listrik super murah untuk menandingi gempuran ini.
Waktu jelas bukan kemewahan yang mereka miliki.
Masa Depan Program LCGC di Ujung Tanduk
Apakah program LCGC masih relevan? Insentif pajak dan harga terjangkau yang menjadi andalannya kini mendapat lawan sepadan dari mobil listrik yang menawarkan biaya operasional (biaya "bensin" dan perawatan) jauh lebih rendah, serta bebas dari aturan ganjil-genap.
Percepatan Adopsi Kendaraan Listrik (EV)

Mobil super murah seperti Livan Smurf adalah akselerator paling kuat untuk program adopsi EV pemerintah. Ia meruntuhkan penghalang terbesar bagi konsumen: harga.
Target satu juta mobil listrik di jalanan bisa tercapai lebih cepat dari yang pernah dibayangkan.
Perang Sesungguhnya: Kualitas dan Jaringan Purna Jual
Di tengah euforia harga murah, pertarungan sesungguhnya akan bergeser ke area kualitas produk jangka panjang dan kekuatan jaringan servis. Ini adalah "kartu truf" terakhir yang masih dipegang erat oleh pabrikan Jepang, dan akan menjadi penentu kepercayaan konsumen dalam jangka panjang.
Pada akhirnya, Geely Livan Smurf lebih dari sekadar mobil baru; ia adalah pembuka babak baru dalam pertarungan hegemoni industri otomotif di Indonesia.
Ini adalah pertarungan antara efisiensi biaya radikal dari China melawan kepercayaan dan jaringan raksasa yang dibangun puluhan tahun oleh Jepang.
Pertanyaannya kini bukan lagi apakah pasar akan berubah, tetapi siapa yang akan keluar sebagai pemenang di era baru ini?