
Kylaq menggunakan suspensi depan independen dengan per keong dan suspensi belakang semi-independen. Kombinasi ini dirancang untuk memberikan kenyamanan berkendara tanpa mengorbankan kestabilan.
Menariknya, rem cakram sudah terpasang di keempat roda fitur yang jarang ditemukan di SUV kompak harga segini.
Strategi Skoda di Asia Tenggara
Skoda Kylaq bukan hanya produk, tapi juga bagian dari strategi besar Volkswagen Group di Asia Tenggara.
Selama ini, VW dikenal sebagai merek menengah ke atas. Dengan Skoda, grup ini bisa mengisi segmen entry-level tanpa mengganggu citra premium VW.
Singapura dan Vietnam sudah lebih dulu merasakan kehadiran Skoda. Produksi lokal di Vietnam dijadwalkan mulai 2024–2025, yang akan memperkuat distribusi di kawasan.
Thailand belum tersentuh, tapi langkah ini jelas mengarah pada ekspansi yang lebih luas, termasuk kemungkinan masuk ke Indonesia.
Potensi di Pasar Indonesia

Jika masuk ke Indonesia dengan harga mendekati Rp150 jutaan, Kylaq akan langsung berhadapan dengan Raize, WR-V, dan Fronx. Keunggulan mesin turbo, rem cakram di semua roda, dan bagasi besar bisa menjadi nilai jual utama.
Baca Juga: Suzuki Fronx vs Daihatsu Rocky, Perang SUV Hybrid Harga Terjangkau, Pilih Tenaga atau Irit?
Namun, tantangannya ada pada jaringan purna jual dan brand awareness. Skoda harus memastikan ketersediaan suku cadang dan layanan servis yang memadai agar konsumen percaya untuk beralih dari merek Jepang yang sudah mapan.
Kesimpulannya, Skoda Kylaq adalah paket SUV kompak yang menarik: desain modern, mesin turbo efisien, fitur lengkap, dan harga yang sangat kompetitif.
Jika benar masuk ke Indonesia, bukan tidak mungkin ia akan menjadi "calon Raize killer" yang mengubah peta persaingan di segmen ini.