Berguru pada Mas Aik: Dari Sambatan menjadi Cuan

Sambat. Orang Jawa pasti sudah familiar dengan kata ini, bahkan yang dari luar Jawa pun mungkin kini sudah mengerti karena sering melihat kata ini di media sosial.

digstraksi
Rabu, 3 November 2021 | 11:59 WIB
Berguru pada Mas Aik: Dari Sambatan menjadi Cuan
Sumber: digstraksi

Sambat. Orang Jawa pasti sudah familiar dengan kata ini, bahkan yang dari luar Jawa pun mungkin kini sudah mengerti karena sering melihat kata ini di media sosial. Yap, sambat adalah sebuah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti keluhan atau mengeluh. Orang-orang Jawa biasanya menyisipkan sambatan di tengah obrolan-obrolan santai dengan orang lain. Kini, media sosial pun menjadi salah satu sarana alternatif untuk sambat tanpa harus merepotkan orang lain.

Cukup tulis apa yang sedang kita rasakan lalu biarkan saja, “mau orang-orang peduli atau enggak ya bodo amat, yang penting aku udah lega”, begitu kira-kira gambarannya. Di media sosial, kita bisa menemukan berbagai sambatan para penggunanya, mulai dari sambatan tentang kehidupan sehari-hari, pekerjaan, kuliah, hingga urusan asmara. Namun, siapa sangka, dibalik fenomena sambat ini, ada sosok cerdas yang memanfaatkannya menjadi hal-hal positif dan menginspirasi.

Dialah Mas Aik, pemilik akun Twitter dan Instagram Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini  yang kini juga telah menerbitkan buku dengan judul sama. Pria asli Yogyakarta ini membagikan pengalamannya di dunia per-sambat-an dalam salah satu sesi acara Indonesia Writers Festival 2021 yang diselenggarakan IDN Times dengan judul “Jaga Semangat, Jangan Lupa Sambat” pada Jum’at (29/10/2021) kemarin. Dalam acara ini, Mas Aik menceritakan perintisan akun NKSTHI, proses pembuatan konten yang biasa ia lakukan, serta berbagi tips-tips menulis konten dan copywriting. 

BERITA LAINNYA

TERKINI