JAKARTA, (suarajatimpost.com) - Kericuhan yang terjadi pada beberapa lokasi di Jakarta begitu memilukan bagi Indonesia. Korban jiwa turut berjatuhan lalu kelompom itu menyebutnya sebagai pejuang keadilan atau demokrasi. Tuntutan yang mereka lontarkan sederhana, bahwa proses demokrasi tidak dilaksanakan dengan baik.
Mereka datang dengan kebenaran yang mereka yakini, bahwa penyelenggara tidak benar-benar jujur dalam melaksanakan proses Pemilu. Lalu siapa yang harus disalahkan? penyelenggara, calon presiden ataukah pemerintah?
Satu hal yang pasti bahwa kita harus mengevaluasi bersama bagaimana narasi yang mengiringi pemilu 2019 dibangun. Sejak awal, wacana yang dibentuk adalah tentang kebencian antar pendukung yang berujung saling caci. Ada satu polarisasi yang disajikan dan menciptakan kebekuan yang sulit mencair. Rakyat menjadi kaku menjalani proses pemilu kali ini.