Bacaan Surat Yasin Lengkap 83 Ayat, Latin, Terjemahan, dan Keutamaan Jantung Al-Qur'an

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 15 September 2025 | 17:32 WIB
Bacaan Surat Yasin Lengkap 83 Ayat, Latin, Terjemahan, dan Keutamaan Jantung Al-Qur'an
Bacaan Surat Yasin Lengkap 83 Ayat, Latin, Terjemahan, dan Keutamaan Jantung Al-Qur'an (Freepik)
Baca 10 detik
  • Surat Yasin, jantungnya Al-Qur'an perlu diamalkan bukannya sebagai rutinitas.
  • Makna dan keutamaan surat ini begitu dalam sehingga mengetahui setiap ayat didalamnya bisa membuka pintu berkah.
  • Berikut ini bacaan Surat Yasin lengkap 83 ayat dalam bahasa arab, latin dan terjemahannya sekaligus doa setelanya. 

Suara.com - Surat Yasin, surat ke-36 dalam Al-Qur'an, memiliki kedudukan istimewa di hati umat Islam di seluruh dunia. Bukan tanpa alasan ia dijuluki sebagai Qalbul Qur'an atau jantungnya Al-Qur'an.

Di dalamnya terkandung intisari ajaran Islam—mulai dari penegasan keesaan Allah SWT, bukti-bukti kekuasaan-Nya di alam semesta, kisah para nabi, hingga gambaran dahsyatnya hari kebangkitan.

Bagi banyak orang, membaca Surat Yasin menjadi sebuah ritual spiritual yang menenangkan, terutama pada malam Jumat atau saat mengadakan majelis tahlil.

Artikel ini akan memandu Anda menyelami makna Surat Yasin lengkap 83 ayat, disertai teks Arab, Latin, terjemahan, serta ditutup dengan doa penyempurnanya.

Bacaan Surat Yasin Lengkap: Ayat 1-83 (Arab, Latin, dan Terjemahan)

Berikut adalah bacaan lengkap 83 ayat Surat Yasin, disajikan agar mudah dibaca dan dipahami.

1. يسٓ

Yā Sīn.

Ya Sin.

2. وَٱلْقُرْءَانِ ٱلْحَكِيمِ

Wal-qur`ānil-ḥakīm.

Demi Al Quran yang penuh hikmah.

Baca Juga: Menjemput Berkah Tahun Baru Islam: Niat dan Doa Setelah Membaca Surat Yasin di Malam 1 Muharram

3. إِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ

Innaka laminal-mursalīn.

Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul.

4. عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

‘Alā ṣirāṭim mustaqīm.

(yang berada) di atas jalan yang lurus.

5. تَنزِيلَ ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ

Tanzīlal-‘azīzir-raḥīm.

(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

6. لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَٰفِلُونَ

Litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụn.

Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

7. لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Laqad ḥaqqal-qaulu ‘alā akṡarihim fa hum lā yu`minụn.

Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.

8. إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَٰقِهِمْ أَغْلَٰلًا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ

Innā ja’alnā fī a’nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụn.

Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah.

9. وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

Wa ja’alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā yubṣirụn.

Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

10. وَسَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Wa sawā`un ‘alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn.

Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.

11. إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكْرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ

Innamā tunżiru manittaba’aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajring karīm.

Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

12. إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ

Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn.

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).

13. وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ

waḍrib lahum masalan aṣ-ḥabal-qaryah, iz ja`ahal-mursalụn

Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.

14. إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ

iz arsalna ilaihimusnaini fa kazzabụhuma fa 'azzazna bisalisin fa qalu inna ilaikum mursalụn

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu".

15. قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ

qalụ ma antum illa basyarum misluna wa ma anzalar-raḥmanu min syai`in in antum illa takzibụn

Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka".

16. قَالُوا۟ رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ

qalụ rabbuna ya'lamu inna ilaikum lamursalụn

Mereka berkata: "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu".

17. وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ

wa ma 'alaina illal-balagul-mubin

Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".

18. قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ

qalu inna taṭayyarna bikum, la`il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minna 'azabun alim

Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".

19. قَالُوا۟ طَٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ

qalụ ṭa`irukum ma'akum, a in zukkirtum, bal antum qaumum musrifụn

Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".

20. وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ

wa ja`a min aqṣal-madinati rajuluy yas'a qala ya qaumittabi'ul-mursalin

Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".

21.ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ

ittabi'ụ mal la yas`alukum ajraw wa hum muhtadụn

Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

22. وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

wa ma liya la a'budullazi faṭarani wa ilaihi turja'ụn

Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?

23. ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَٰعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَلَا يُنقِذُونِ

a attakhizu min dụnihi alihatan iy yuridnir-raḥmanu biḍurril la tugni 'anni syafa'atuhum syai`aw wa la yungqizụn

Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?

24. إِنِّىٓ إِذًا لَّفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

inni izal lafi ḍalalim mubin

Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.

25. إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ

inni amantu birabbikum fasma'ụn

Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.

26. قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ

qiladkhulil-jannah, qala ya laita qaumi ya'lamụn

Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kamumku mengetahui.

27. مَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ

bima gafara li rabbi wa ja'alani minal-mukramin

Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan"

28. وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِۦ مِنۢ بَعْدِهِۦ مِن جُندٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ

wa ma anzalna 'ala qaumihi mim ba'dihi min jundim minas-sama`i wa ma kunna munzilin

Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.

29. إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَٰمِدُونَ

ing kanat illa ṣaiḥataw waḥidatan fa iza hum khamidụn

Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.

30.يَٰحَسْرَةً عَلَى ٱلْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ

ya ḥasratan 'alal-'ibad, ma ya`tihim mir rasụlin illa kanụ bihi yastahzi`ụn

Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

31. أَلَمْ يَرَوْا۟ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ

a lam yarau kam ahlakna qablahum minal-qurụni annahum ilaihim la yarji'ụn

Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka.

32. وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ

wa ing kullul lamma jami'ul ladaina muḥḍarụn

Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.

33. وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلْأَرْضُ ٱلْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَٰهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ

wa ayatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyainaha wa akhrajna min-ha ḥabban fa min-hu ya`kulụn

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.

34. وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَٰبٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ ٱلْعُيُونِ

wa ja'alna fiha jannatim min nakhiliw wa a'nabiw wa fajjarna fiha minal-'uyụn

Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,

35. لِيَأْكُلُوا۟ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ

liya`kulụ min samarihi wa ma 'amilat-hu aidihim, a fa la yasykurụn

supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?

36. سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ

sub-ḥanallazi khalaqal-azwaja kullaha mimma tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimma la ya'lamụn

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

37. وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ

wa ayatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahara fa iza hum muẓlimụn

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.

38. وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ

wasy-syamsu tajri limustaqarril laha, zalika taqdirul-'azizil-'alim

dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

39. وَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ

wal-qamara qaddarnahu manazila ḥatta 'ada kal-'urjụnil-qadim

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.

40. لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

lasy-syamsu yambagi laha an tudrikal-qamara wa lal-lailu sabiqun-nahar, wa kullun fi falakiy yasbaḥụn

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

41. وَءَايَةٌ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ

wa ayatul lahum anna ḥamalna zurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụn

Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.

42. وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِّثْلِهِۦ مَا يَرْكَبُونَ

wa khalaqna lahum mim mislihi ma yarkabụn

dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.

43. وَإِن نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنقَذُونَ

wa in nasya` nugriq-hum fa la ṣarikha lahum wa la hum yungqazụn

Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.

44. إِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَٰعًا إِلَىٰ حِينٍ

illa raḥmatam minna wa mata'an ila ḥin

Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.

45. وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّقُوا۟ مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

wa iza qila lahumuttaqụ ma baina aidikum wa ma khalfakum la'allakum tur-ḥamụn

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang dihadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling).

46. وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ ءَايَةٍ مِّنْ ءَايَٰتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهَا مُعْرِضِينَ

wa ma ta`tihim min ayatim min ayati rabbihim illa kanụ 'an-ha mu'riḍin

Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.

47. وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنُطْعِمُ مَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطْعَمَهُۥٓ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

wa iza qila lahum anfiqụ mimma razaqakumullahu qalallazina kafarụ lillazina amanu a nuṭ'imu mal lau yasya`ullahu aṭ'amahu in antum illa fi ḍalalim mubin

Dan apabila dikatakakan kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu", maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata".

48. وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

wa yaqụlụna mata hazal-wa'du ing kuntum ṣadiqin

Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?".

49. مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ

ma yanẓurụna illa ṣaiḥataw waḥidatan ta`khuzuhum wa hum yakhiṣṣimụn

Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.

50. فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً وَلَآ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ

fa la yastaṭi'ụna tauṣiyataw wa la ila ahlihim yarji'ụn

lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya.

51. وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ

wa nufikha fiṣ-ṣụri fa iza hum minal-ajdasi ila rabbihim yansilụn

Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.

52. قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ

qalụ ya wailana mam ba'asana mim marqadina haza ma wa'adar-raḥmanu wa ṣadaqal-mursalụn

Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).

53. إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ

ing kanat illa ṣaiḥataw waḥidatan fa iza hum jami'ul ladaina muḥḍarụn

Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.

54. فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

fal-yauma la tuẓlamu nafsun syai`aw wa la tujzauna illa ma kuntum ta'malụn

Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.

55. إِنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ ٱلْيَوْمَ فِى شُغُلٍ فَٰكِهُونَ

inna aṣ-ḥabal-jannatil-yauma fi syugulin fakihụn

Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).

56. هُمْ وَأَزْوَٰجُهُمْ فِى ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ مُتَّكِـُٔونَ

hum wa azwajuhum fi ẓilalin 'alal-ara`iki muttaki`ụn

Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.

57. لَهُمْ فِيهَا فَٰكِهَةٌ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ

lahum fiha fakihatuw wa lahum ma yadda'ụn

Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.

58. سَلَٰمٌ قَوْلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ

salam, qaulam mir rabbir raḥim

(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

59. وَٱمْتَٰزُوا۟ ٱلْيَوْمَ أَيُّهَا ٱلْمُجْرِمُونَ

wamtazul-yauma ayyuhal-mujrimụn

Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.

60. أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

a lam a'had ilaikum ya bani adama al la ta'budusy-syaiṭan, innahụ lakum 'aduwwum mubin

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",

61. وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ

wa ani'budụni, haza ṣiraṭum mustaqim

dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.

62. وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ

wa laqad aḍalla mingkum jibillang kasira, a fa lam takụnụ ta'qilụn

Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan?

63. هَٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

hazihi jahannamullati kuntum tụ'adụn

Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengannya).

64. ٱصْلَوْهَا ٱلْيَوْمَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ

iṣlauhal-yauma bima kuntum takfurụn

Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.

65. ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

al-yauma nakhtimu 'ala afwahihim wa tukallimuna aidihim wa tasy-hadu arjuluhum bima kanụ yaksibụn

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

66. وَلَوْ نَشَآءُ لَطَمَسْنَا عَلَىٰٓ أَعْيُنِهِمْ فَٱسْتَبَقُوا۟ ٱلصِّرَٰطَ فَأَنَّىٰ يُبْصِرُونَ

walau nasya`u laṭamasna 'ala a'yunihim fastabaquṣ-ṣiraṭa fa anna yubṣirụn

Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, Maka betapakah mereka dapat melihat(nya).

67. وَلَوْ نَشَآءُ لَمَسَخْنَٰهُمْ عَلَىٰ مَكَانَتِهِمْ فَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ مُضِيًّا وَلَا يَرْجِعُونَ

walau nasya`u lamasakhnahum 'ala makanatihim famastaṭa'ụ muḍiyyaw wa la yarji'ụn

Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.

68. وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ

wa man nu'ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, a fa la ya'qilụn

Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

69.وَمَا عَلَّمْنَٰهُ ٱلشِّعْرَ وَمَا يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْءَانٌ مُّبِينٌ

wa ma 'allamnahusy-syi'ra wa ma yambagi lah, in huwa illa zikruw wa qur`anum mubin

69. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.

70. لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ

liyunzira mang kana ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu 'alal-kafirin

70. supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.

71. أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّا خَلَقْنَا لَهُم مِّمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَآ أَنْعَٰمًا فَهُمْ لَهَا مَٰلِكُونَ

a wa lam yarau anna khalaqna lahum mimma 'amilat aidina an'aman fa hum laha malikụn

Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?

72. وَذَلَّلْنَٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ

wa zallalnaha lahum fa min-ha rakụbuhum wa min-ha ya`kulụn

Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.

73. وَلَهُمْ فِيهَا مَنَٰفِعُ وَمَشَارِبُ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ

wa lahum fiha manafi'u wa masyarib, a fa la yasykurụn

Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?

74. وَٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ ءَالِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنصَرُونَ

wattakhazụ min dụnillahi alihatal la'allahum yunṣarụn

Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.

75. لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُندٌ مُّحْضَرُونَ

la yastaṭi'ụna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarụn

Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.

76. فَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ

fa la yaḥzungka qauluhum, inna na'lamu ma yusirrụna wa ma yu'linụn

Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

77. أَوَلَمْ يَرَ ٱلْإِنسَٰنُ أَنَّا خَلَقْنَٰهُ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ

a wa lam yaral-insanu anna khalaqnahu min nuṭfatin fa iza huwa khaṣimum mubin

Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!

78. وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِىَ خَلْقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحْىِ ٱلْعِظَٰمَ وَهِىَ رَمِيمٌ

wa ḍaraba lana masalaw wa nasiya khalqah, qala may yuḥyil-'iẓama wa hiya ramim

Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"

79. قُلْ يُحْيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ

qul yuḥyihallazi ansya`aha awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin 'alim

Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

80. ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ

allazi ja'ala lakum minasy-syajaril-akhḍari naran fa iza antum min-hu tụqidụn

yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu".

81. أَوَلَيْسَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُم ۚ بَلَىٰ وَهُوَ ٱلْخَلَّٰقُ ٱلْعَلِيمُ

a wa laisallazi khalaqas-samawati wal-arḍa biqadirin 'ala ay yakhluqa mislahum, bala wa huwal-khallaqul-'alim

Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

82. إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

innama amruhu iza arada syai`an ay yaqụla lahụ kun fa yakụn

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

83.فَسُبْحَٰنَ ٱلَّذِى بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَىْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

fa sub-ḥanallazi biyadihi malakụtu kulli syai`iw wa ilaihi turja'ụn

Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Mengapa Surat Yasin Begitu Istimewa?

Surat yang tergolong Makkiyah ini berfokus pada penguatan fondasi akidah. Tema utamanya meliputi:

  • Penegasan Risalah Nabi Muhammad SAW: Ayat-ayat awal menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang berada di jalan yang lurus.
  • Kekuasaan Allah SWT: Pembaca diajak merenungi tanda-tanda kebesaran Allah melalui penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, serta kehidupan setelah kematian.
  • Kisah Umat Terdahulu: Terdapat perumpamaan penduduk suatu negeri yang mendustakan para utusan, menjadi pelajaran agar manusia tidak mengulangi kesalahan yang sama.
  • Hari Kebangkitan: Bagian akhir surat dengan sangat kuat menggambarkan bagaimana manusia akan dibangkitkan dari kubur dan dimintai pertanggungjawaban.

Dengan tema-tema sentral ini, Surat Yasin berfungsi sebagai pengingat yang kuat tentang tujuan hidup dan keniscayaan akhirat, layaknya jantung yang memompa darah keimanan ke seluruh jiwa seorang mukmin.

Keutamaan Mengamalkan Surat Yasin

Membaca Surat Yasin secara rutin diyakini mendatangkan banyak kebaikan. Beberapa keutamaan yang disebutkan dalam hadis dan penjelasan ulama antara lain:

  1. Mendapat Ampunan Dosa: Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membaca Yasin pada suatu malam dengan mengharap wajah Allah maka ia akan diampuni pada malam itu." (HR. Ad-Darimi).
  2. Dikabulkannya Hajat: Sebuah hadis menyebutkan, "Barangsiapa membaca surat Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya." (HR Abu Daud).
  3. Memberi Ketenangan Hati: Lantunan dan makna ayat-ayatnya yang menyentuh dapat memberikan ketenangan jiwa bagi pembacanya.
  4. Memudahkan Urusan: Membaca Surat Yasin dengan niat tulus diyakini dapat menjadi wasilah (perantara) untuk memohon kemudahan dari Allah SWT atas segala kesulitan.
  5. Meringankan Sakaratul Maut: Dianjurkan untuk membacakan Surat Yasin di sisi orang yang sedang menghadapi sakaratul maut untuk meringankan penderitaannya.

Penutup Sempurna: Doa Setelah Membaca Surat Yasin

Setelah menyelesaikan 83 ayat, dianjurkan untuk menyempurnakannya dengan membaca doa khusus. Doa ini berisi permohonan ampunan, keselamatan, serta pujian kepada Allah SWT. Berikut adalah bacaan doanya:

Teks Arab:

اللّٰهُمَّ اِنّٓا نَسْتَحْفِظُكَ وَ نَسْتَوْدِعُكَ اَدْيَانَنَا وَاَنْفُسَنَا وَاَهْلَنَا وَاَوْلَادَنَا وَاَمْوَالَنَا وَكُلِّ شَيْءٍ اَعْطَيْتَنَا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ فِى كَنَفِكَ وَاَمَانِكَ وَجِوَارِكَ وَعِيَاذِكَ مِن كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيدٍ وَذِى عَيْنٍ وَذِى بَغْيٍ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى شَرٍّ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اَللّٰهُمَّ جَمِّلْنَا بِالْعَافِيَةِ وَالسَّلَامَةِ وَحَقِّقنَا بِالتَّقْوٰى وَالْاِسْتِقَامَةِ وَاَعِذْناَ مِنْ مُوجِبَاتِ النَّدَامَةِ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِاَوْلَادِنَا وَمَشَايِخِنَا وَلِاِخْوَانِنَا ِفِى الدِّينِ وَلِاَصْحَابِنَا وَلِمَنْ اَحَبَّنَا فِيكَ وَلِمَنْ اَحْسَنَ اِلَيْنَا وَ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. وَصَلِّ اللّٰهُمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. وَارْزُقْنَا كَمَالَ الْمُتَابَعَةِ لَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا فِي عَافِيَةٍ وَسَلَامَةٍ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Teks Latin:

Allahumma inna nastahfidzhuka wa nastaudi’uka diinana wa anfusanaa wa ahlanaa wa aulaadanaa wa amwaalanaa wa kulla syai’in a’thaitanaa. Allahummaj’alnaa wa iyyaa hum fii kanafika wa amaanika wa jiwaarika wa ‘iyaadzika min kulli syaithaanim mariid wa jabbaarin ‘aniid wa dzii ‘ainin wa dzii baghyin wa min syarri kulli dzii syarrin innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir. Allahumma jamilnaa bil’aafiyati was salaamati wa haqqiqnaa bit taqwaa wal istiqaamati wa a’idznaa min muujibaatin nadaamati innaka samii’ud du’aa’i. Allahummaghfirlanaa wa li waalidiinaa wa li aulaadinaa wa li masyaayikhinaa wa li ikhwaaniaa fiddiin wa li ashhaabinaa wa liman ahabbaanaa fiika wa liman ahsana ilainaa wa lil mukminiina wal mukminaati wal muslimiina wal muslimaati yaa rabbal ‘aalamiin. Wa shalli 'ala 'abdika wa rasulika sayyidina wa maulana muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi wasallim. Warzuqnaa kamaalal mutaaba’ati lahu zaahiran wa baathinan fii ‘aafiyatin wa salaamatin birahmatika yaa arhamar raahimiin.

Terjemahan:

"Ya Allah, sesungguhnya kami mohon pemeliharaan-Mu dan kami menyerahkan kepada-Mu agama kami, diri kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta kami, dan segala sesuatu yang telah Engkau berikan kepada kami. Ya Allah, jadikanlah kami dan mereka dalam pemeliharaan-Mu, keamanan-Mu, dan perlindungan-Mu dari gangguan setiap setan pendurhaka, orang takabur yang keras kepala, orang yang punya pandangan jahat, dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai kejahatan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu..." (dan seterusnya).

Membaca Surat Yasin bukan hanya tentang melafalkan ayat, tetapi sebuah perjalanan spiritual untuk merenungi kebesaran Allah dan mengingat kembali hakikat kehidupan.

Ia adalah sumber ketenangan, pengampunan, dan hikmah yang tak pernah kering.

Jadikanlah membaca Surat Yasin sebagai bagian dari rutinitas ibadah Anda. Rasakan getaran maknanya dalam hati dan biarkan ia menjadi cahaya yang menerangi jalan hidup Anda.

Bagikan artikel ini kepada keluarga dan sahabat Anda agar manfaat dan keberkahan Surat Yasin dapat tersebar lebih luas!

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI