"Seperti yang saya katakan, saya selalu berencana untuk ke Olimpiade. Tapi sekarang saya sedikit terpecah. Ini seperti 50-50 karena apa yang saya dengar dalam beberapa hari terakhir," kata Djokovic.
Petenis berusia 34 tahun itu pun mengaku akan berpikir dua kali jika protokol COVID-19 di Jepang menjadi terlalu ketat dan penggemar dilarang hadir.
Semua venue di Olimpiade Tokyo, yang dimulai pada 23 Juli, akan ditutup untuk penonton karena otoritas Jepang berupaya membatasi risiko penyebaran COVID-19.
Penonton dari luar negeri telah dilarang hadir, termasuk anggota keluarga yang hendak mengunjungi atlet.
"Itu benar-benar mengecewakan untuk didengar. Saya juga mendengar bahwa akan ada banyak pembatasan di Desa Olimpiade," ujar Djokovic.
"Mungkin Anda tidak akan bisa melihat atlet lain tampil secara langsung.
"Saya bahkan tidak dapat mengajak stringer saya yang merupakan bagian yang sangat penting dari tim saya. Saya juga terbatas dengan jumlah orang yang dapat dibawa di tim saya. Saya harus memikirkannya," ungkap Nole.
Pertandingan tenis Olimpiade tahun ini akan kehilangan para pemenang utama dari turnamen putri, yakni Serena Williams, Victoria Azarenka, Angelique Kerber dan Bianca Andreescu.
Sementara itu, petenis dari tim putra yang absen dalam ajang bergengsi tersebut, diantaranya pemain nomor satu Inggris Dan Evans, petenis Australia Nick Kyrgios, David Goffin dari Belgia, serta duo Kanada; Milos Raonic dan Vasek Pospisil.
Baca Juga: 777 Orang Termasuk 431 Atlet, China Kirim Delegasi Terbesar ke Olimpiade Tokyo
[Antara]