"Kami tidak tahu apa pengecualian medis Djokovic dan kami tidak akan pernah tahu karena itu pribadi. Tapi dia harus memilikinya. Kami tahu ini akan terjadi ketika pengecualian diumumkan ... itu tidak adil karena dia sudah memuaskan dua panel independen," dia berkata.
"Saya dapat memahami publik Australia marah sekali," tambah Castle. "Tidak ada yang meragukan kehebatannya dalam tenis, yang menjadi perhatian di sini adalah kepemimpinan dan teladan yang dia berikan, bukan karena vaksinasi tidak wajib."
Keputusan itu sendiri dikutuk oleh pers dan para mantan atlet di Australia yang harus dilockdown karena COVID-19 selama dua tahun terakhir.
Penyiar yang berbasis di Melbourne Andy Maher mengatakan: "Djokovic memang pemain terhebat sepanjang masa, tetapi tidak penting."
Mantan pemain Australian Rules Corey McKernan mencuit: "Orang yang memiliki orang-orang terkasihnya tengah sekarat atau membutuhkan perawatan mendesak tidak bisa masuk ke negara bagian mereka sendiri. Anda larang orang tanpa vaksinasi pergi ke Coles atau kafe tetapi jika Anda nomor satu dunia maka Anda lolos?"
Jika menjuarai kembali Australia Open yang mulai berlangsung 17 Januari, maka Djokovic akan total menjadi juara Grand Slam ke-21 kalinya atau satu gelar lebih banyak dari Roger Federer dan Rafa Nadal, demikian seperti dimuat Antara.