Kyrgios pernah menyebut Djokovic sebagai "alat", mengatakan dia memiliki "obsesi" untuk disukai dan menggambarkan selebrasi pasca-pertandingan khas Djokovic sebagai sesuatu yang menjijikan.
Djokovic pernah berkata bahwa dia tidak terlalu menaruh hormat kepada Kyrgios di luar lapangan, tetapi menjelang final hari Minggu, bromance berkembang di antara keduanya.
"Jujur, sebagai penggemar tenis, saya senang dia masuk final karena dia punya banyak bakat," kata Djokovic.
Pada pekan pertama turnamen, Kyrgios tampak senang mengambil peran antagonis seperti biasanya, didenda karena meludah ke arah seorang penonton ketika melawan Paul Jubb. Dia sekali lagi mendapat teguran karena perilakunya dalam kemenangan atas Stefanos Tsitsipas, yang kemudian menyebut Kyrgios "perisak."
Sejak saat itu, Kyrgios menunjukkan permainan yang membuat orang percaya bahwa dia memiliki kemapuan -- lewat lima set melawan Brandon Nakashima, kemudian dengan mudah menyingkirkan Cristian Garin tanpa sumpah serapah.
Dia mendapat istirahat cukup panjang ketika Rafa Nadal terpaksa mundur menjelang semifinal yang ditunggu-tunggu karena cedera, dan sekarang akan berusaha untuk menjadi pria Australia pertama yang memenangi gelar tunggal Grand Slam sejak Lleyton Hewitt memenangi Wimbledon pada 2002.
"Saya merasa ini adalah puncak tenis," kata Kyrgios.
"Saya tidak pernah berpikir saya akan berada di sini. Saya hanya sangat bangga dan saya siap untuk bertanding. Saya akan memberikan segalanya dan kita akan lihat apa yang terjadi," ujarnya menambahkan.
[Antara]
Baca Juga: Elena Rybakina: Menjadi Juara Adalah Hal yang Menakjubkan